Saat Anak Demam, Ketahui Tanda Darurat dan Pertolongan Pertama!

Akhir-akhir ini, ada imbauan bagi ibu hamil maupun anak untuk menunda kunjungan ke Rumah Sakit jika tidak darurat. Sementara itu, yang namanya anak kan sehari-hari sering sekali mengalami demam dan sakit ya. Sebagai orang tua, wajar si kalau ada kawatir. Tapi kudu ingat untuk #GakPakeDrama ya, supaya kita tetap tenang dan bisa melakukan pertolongan pertama saat anak demam.

Di artikel ini saya pengen share apa itu Tanda Darurat saat Anak Sakit dan Apa Saja Pertolongan Pertama yang biasa saya lakukan di rumah ketika anak saya demam. Jadi kita sebagai orang tua posisinya selalu waspada, namun kita juga harus tahu, kapan sebaiknya “wait and see” dan kapan sebaiknya “gerak cepat”.

Di akhir artikel, saya mau review satu produk terkait penanganan demam. Oiya, disclaimer: saya bukan dokter atau tenaga kesehatan ya, jadi sharing kali ini murni berdasarkan pengalaman sebagai ibu, semoga bermanfaat ya!

pertolongan pertama saat anak demam

Apa dan penyebab demam (?)

Suhu normal pada tubuh manusia adalah 36,5 – 37,5 derajat Celcius. Biasanya kita akan menyebut demam, saat suhu tubuh melebihi 37,5 derajat Celcius. Selama 3 tahun anak saya, ada beberapa kejadian yang menyebabkannya demam:

  • Suhu lingkungan. Jika baru saja melakukan perjalanan atau ada perubahan sushu yang ekstrim kadang kala, anak saya mengalami demam. Demikian juga jika dia baru melakukan aktivitas fisik dan atau kelelahan. Apakah ada yang sama? Tos duluuuu!!!
  • Infeksi. Ketika tubuh sedang diserang bakteri/ virus, demam adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan penyakit.
  • Efek imunisasi.
  • Tumbuh gigi.

Apakah demam berbahaya?

Pada dasarnya demam seperti pada common flu bukanlah hal yang berbahaya, dan biasanya dapat diatasi di rumah. Demam bisa dibilang adalah petanda tubuh yang sedang melakukan perlawanan terhadap kuman, bakteri atau virus yang memasuki tubuh. Namun jika lebih dari 3 hari atau jika ada tanda-tanda lain, demam adalah early warning dari penyakit yang lebih berbahaya, sehingga harus dilakukan konsultasi dengan dokter.

“Mengapa si Dok kok tiga hari?”, saya pernah bertanya demikian pada DSA saya. Kurang lebih beliau menjawab karena ada kekawatiran terkait DBD. Jadi biasanya demam dalam tiga hari akan diperlukan observasi lebih lanjut seperti pemeriksaan darah, dll. Namun kalau baru satu dua hari bisa dilakukan pertolongan pertama, kecuali jika ada tanda-tanda darurat lainnya.

Pertolongan pertama saat anak demam dan tanda darurat ke dokter akan dibahas lebih lanjut di bawah ini ya…..

mengatasi demam

Pertolongan pertama saat anak demam

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah sebagai pertolongan pertama saat anak demam:

  1. Pastikan anak dalam kondisi nyaman.
    Saat anak demam, buatlah kondisi senyaman mungkin, agar anak tidak kedinginan atau sebaliknya mengalami kepanasan. Orang tua bisa menyelimuti anak dengan kain yang tipis serta membuka jendela agar sirkulasi udara lebih baik dan suhu ruangan menjadi lebih sejuk. Pelukan, sentuhan, cerita-cerita atau hal-hal kreatif lain bisa juga digunakan untuk menenangkan dan mengalihkan perhatian anak dari rasa tidak nyamannya.
  2. Letakkan handuk kecil yang dibasahi air di ubun-ubun kepala atau lipatan-lipatan tubuh anak sebagai kompres demam. Tidak disarankan menggunakan air es (air yang telalu dingin) untuk mengompres, karena bisa membuat anak menggigil. Saya prefer menggunakan air hangat atau air suhu ruangan.
  3. Perbanyak istirahat dan sebaiknya kurangi aktivitas di luar rumah. Hal ini karena kondisi tubuh sedang melemah, sehingga mudah terserang penyakit yang ada di luar rumah.
  4. Cek suhu tubuh. Saya selalu punya termometer di rumah. Tidak harus termometer digital atau termometer forehead ya, mengingat akhir-akhir ini termometer ini jadi sangat mahal dan lebih diprioritaskan untuk tenaga medis. Termometer dengan raksa yang sederhana pun sudah sangat membantu. Biasanya si ngecek suhunya 3-4 jam sekali, atau pas inget, hehehe. Dan selalu saya catat di notes handphone atau selembar kertas. Gunanya catatan ini adalah untuk ditunjukkan ke dokter, apabila Beliau membutuhkan gambaran naik turunnya suhu tubuh selama anak sakit.
  5. Beri cairan dan jaga supaya jangan sampai mengalami dehidrasi. Meski demam tinggi tidak selalu menandakan adanya penyakit serius, namun orang tua sebaiknya tetap waspada. Tanda kecukupan cairan bisa kita lihat dari bibir (kering dan lengket atau tidak), jumlah pipis, warna pipis, area mata, dll.
  6. Sedia obat turun panas, sewaktu-waktu diperlukan.

Tanda Darurat saat Anak Sakit

Nah, bagian ini sekaligus juga menjawab pertanyaan “Kapan perlu konsultasi ke Dokter atau tenaga medis?”. Orang tua sebaiknya segera membawa anak ke dokter apabila ada 3 poin di bawah ini, poin ke-4 tambahan insight :)

1 . Saat demam terjadi pada bayi baru lahir (demam pada neonatus).

Sepengalaman saya, untuk bayi baru lahir kurang dari usia 30 hari, jika ada demam, harus langsung konsultasi dengan dokter/ bidan (sumber: IDAI). Kalau bisa, milikilah nomor kontak dokter anak atau bidan Anda ya, Nyah. Supaya bisa dihubungi terlebih dahulu dan atau konsultasi via telepon.

2 . Saat anak demam sudah 3 hari atau lebih.

Setelah usia anak lebih dari itu, biasanya kalau demam, dokter anak saya akan menyarankan datang/ konsultasi langsung jika demam yang terjadi sudah 3 hari atau lebih.

3 . Saat terdapat tanda-tanda darurat lain.

ATAU jika saat demam (atau bahkan tanda demam) ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan, seperti sesak napas, dll. Berikut adalah beberapa tanda-tanda darurat menurut IDAI, yang harus segera ditangani oleh tenaga kesehatan, jika ada satu saja tanda darurat yang terjadi:

  • sesak napas atau biru pada bibir,
  • diare terus menerus atau muntah-muntah disertai lemas (dehidrasi),
  • nyeri perut hebat,
  • pendarahan terus menerus,
  • kejang atau penurunan kesadaran atau kelumpuhan,
  • demam tinggi 3 hari atau lebih atau demam pada neonatus,
  • kecelakaan, atau
  • keracunan, menelan benda asing, digigit hewan berbisa.
View this post on Instagram

A post shared by Ikatan Dokter Anak Indonesia (@idai_ig) on

Apabila anak adalah pasien penyakit kronis, sebaiknya hubungi dokter terlebih dahulu ya. Pendapat saya tentang kekawatiran orang tua saat anak sakit bisa dibaca di artikel Better Worry Than Sorry, But….

4 . Saat orang tua memerlukan edukasi.

Poin ke empat ini khususon kalau sedang situasi normal alias tidak physical distancing ya. Semoga pandemi ini segera berakhir aamiin, aamiin….

Poin keempat ini, menurut saya pribadi. Jadi datang ke dokter itu tidak selalu identik dengan minta obat. Saya pribadi jika mengalami keraguan, akan lebih memilih untuk datang ke dokter langganan saya. Yang pertama untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari profesional. Yang kedua untuk mendapatkan edukasi.

Hal ini tentu saja, karena dokter langganan adalah dokter yang RUM ya. Jadi saya tidak kawatir untuk konsultasi, karena tidak selalu akan berakhir dengan obat. Namun, perlu dipertimbangkan juga ya, karena kalau ke dokter kan ada kemungkinan bertemu pasien lain yang sedang sakit. Jadi ada risiko juga, anak kita tertular penyakit. Apalagi saat ini, kalau bisa konsultasi dulu via WA, via WA aja dulu deh….

Mengatasi anak drama saat demam.

Nah, walaupun secara teori orang tua sering sudah tahu hal-hal di atas, namun ada saja ya hal-hal yang bikin situasi demam jadi drama. Terutama kalau anak uring-uringan dan bad mood. Hihihi….

Yang pasti harus dilakukan tentu saja orang tua harus tetap kreatif dan mengatasinya #GakPakeDrama ya!

Selain pertolongan pertama yang sudah saya sebutkan di atas, saya juga punya trik “unik” yang biasanya berhasil saya lakukan di Gayatri. Yaitu menggunakan Hansaplast Cooling Fever Disney Frozen & Marvel Avengers. Ini adalah kompres demam pertama yang terdapat karakter kartun favorit anak. Hihihi….

kompres demam saat anak demam

Saya merasa penggunaan kompres demam dari Hansaplast ini memudahkan saya untuk menenangkan dan mengalihkan perhatian Gayatri. Saya bisa cerita tentang kuman yang harus dilawan, dan bagaimana kita harus semangat seperti para superhero kartun tersebut. Namanya anak-anak ya, mereka kan lebih mudah disimulasi dengan hal-hal yang sifatnya visual.

Yang saya suka dari #HansaplastID Cooling Fever adalah daya lekatnya yang cukup baik. Jadi plester ini masih menempel dengan baik, walaupun sekali dua kali dilepas oleh anak saya. Ya maklum, kadang anak-anak yang ingin tahu ya. Dan uniknya, walaupun melekat, tapi tidak ada rasa lengket yang mengganggu loh. Aromanya juga segar, tidak berbau obat-obatan, jadi anak tetap merasa nyaman.

Pemakaiannya sendiri juga praktis, karena tinggal dilekatkan di dahi atau di area lain yang membutuhkan kompres. TIDAK PERLU dimasukkan ke dalam kulkas dulu ya…. Karena kalau terlalu dingin, seperti es, malah akan tidak baik :)

hansaplast cooling fever

Informasi lebih lanjut silakan untuk mengunjungi www.hansaplasi.co.id atau melalui akun Instagram resmi @Hansaplast_ID dan Facebook Fanpage @HansaplastID

Sekian sharing dari saya, semoga kita sekeluarga selalu sehat yaaaa!!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Hamu dan Biji Bunga Matahari, Literasi Keuangan Anak

Review ASI Booster di Alfamart / Indomaret yang Enak Banget

Storytel, Aplikasi Audiobook Bikin Baca Buku Lebih Mudah Lebih Murah