Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Redefining Kata "Produktif"

Gambar
Saat saya bekerja dulu, saya sempat terlibat di pengelolaan kinerja pegawai. Jadi sedikit-sedikit paham apa itu goals, key performance indicator, bagaimana mengubah goal menjadi indikator, menerjemahkan kata “produktif” ke dalam data dan angka. Setelah menjadi ibu rumah tangga? Sempat saya tersesat menerjemahkan kata ini. Honestly, hehehe…. Terbiasa mengukur sesuatu dalam ranah kuantitatif yang linear. Kadang sulit mengukur produktivitas seorang ibu rumah tangga yang ritme kerjanya mbulet. Kotor – bersih – kotor lagi – bersih – kotor lagi! Paaaaaakkkk, tulungin atuh iniiii…. Hihihi…. Pernah juga tersesat menerjemahkan kata produktif pada sebatas angka rupiah. Duh. Cerita sebentar tentang masalah rupiah ini…. Saya memaklumi diri saya si tapi, kalau sempat terjebak dalam hal itu. Bekerja dan menghasilkan uang, selama delapan tahun, membuat saya agak merasa insecure saat mau isi pulsa aja harus minta suami. Hihihi…. Padahal kan hak ya sebenarnya. Suami juga nggak pernah melarang. Bukan. B

Stimulasi Motorik Halus dan Kognitif Anak 2 - 4 Tahun

Gambar
Sebelumnya saya pernah menulis tentang bagaimana memilih dan merancang permainan bagi anak usia dini. Agar related mohon baca dulu artikel berikut ya…. Related post: Memilih dan merancang permainan sesuai usia anak . Permainan-permainan yang akan dibahas kali ini lebih fokus ke stimulasi motorik halus dan kognitif anak usia 2-4 tahun ya. Kalau mengacu ke Parameter Perkembangan Anak 0-6 Tahun dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 137 Tahun 2014 Lampiran 1 , maka lebih spesifik ke tujuan pencapaian sbb: Motorik Halus Dari Parameter di atas untuk Motorik halus, usia 2-3 tahun ada 4 poin pencapaian perkembangan anak, sementara untuk usia 3-4 tahun pun ada 4 poin (lihat halaman 30). Namun, tingkat pencapaian perkembangan anak yang ingin dicapai dalam hal motorik halus dengan permainan berikut hanya fokus pada dua poin saja. Hal tersebut adalah: Koordinasi kelima jari tangan (2-3 tahun). Memasukkan benda kecil ke dalam botol (3-4 tahun). Kognitif Dalam aspek kognitif ada

Keingintahuan

Gambar
“Emangnya kamu pengen blog mu ini se-perfect apa si?”, celetuk Mbak Echa, blogger senior yang sering banget saya tanya-tanyain tentang perbloggeran dan Search Engine Optimization. Sepertinya dia merasa saya terlalu ambisius belajar SEO sedemikian. Saya sebenarnya, nggak terlalu banyak berpikir saat menjawabnya, “Saya nggak ngejar perfect, Mbak. Saya cuma memenuhi keingintahuan. Selama saya enjoy, ya bakal terus tak belajari. Terus belajar menjaga saya waras (jadi ibu rumah tangga).” Setelah saya baca lagi jawaban saya di WAG tersebut. Saya kaget sendiri. Hahaha! Ini jawaban seorang nyonyamalas kah? Kok sounds like Maudy Ayunda pas diwawancara Najwa Shihab terkait ujian ya. Hahahaha…. #kibasrambut Tapi tak ayal, pikiran saya menembus sepuluhan tahun yang lalu. Saat saya baru lulus SMA. Belia. Informatika khususon web desain memang adalah jurusan yang ingin sekali saya masuki. Bahkan saat lebih muda lagi, saya tergabung di tim olimpiade komputer loh. Hahaha. Ngakak deh kalau inget itu. S

7 Cara Agar Anak Senang Membaca 

Gambar
Pas Maudy Ayunda diwawancara oleh Najwa Shihab terkait letter of acceptance -nya di dua kampus bergengsi dunia, ada jawaban yang menarik banget buat saya. Yaitu tentang bagaimana Maudy menghabiskan masa kecilnya: dengan buku, dan tentang bagaimana orang tuanya meng- encourage Maudy untuk senang membaca. Saya jadi nostalgia dengan masa kecil saya, #BerasaMiripMaudy ehehehe…. Gayatri saat usia 2 tahunan. Orang tua saya pun demikian. Kami, tiga bersaudara, bisa dibilang kutu buku ya. Dan saat saya beranjak dewasa, kebiasaan senang membaca tersebut terasa sekali manfaatnya. Bagi anak-anak pun, berdasar beberapa sumber, menyatakan bahwa membaca, baik untuk anak. Salah satu manfaat membaca yang paling penting adalah untukmenstimulasi kecerdasan anak. Manfaat lainnya adalah membantu anak untuk berkonsentrasi.Ketika anak membaca ia belajar untuk fokus menyelesaikan bacaannya. Membacajuga bermanfaat untuk menambah kosakata. Semakin banyak kosakata yangdiketahui, kita akan dapat menyampaika

Bebas Lengket dan Bersin dengan Bedak Bayi Cair Mitu Baby Liquid Powder

Gambar
Bagaimana cara melakukan perawatan bayi yang tepat menjadi PR banget bagi saya, saat menghadapi anak pertama. Beberapa kali terselip rasa kawatir dan ragu. Apalagi kalau yang mau dilakukan berbeda dengan kebiasaan orang tua jaman dulu. Salah satunya adalah ketika saya dan suami memutuskan tidak menggunakan bedak bayi tabur untuk Gayatri di bagian tubuh manapun. Itu sebelum kami mengenal Mitu Baby Liquid Powder ya…. BUKAN! Bukan karena kami kawatir tentang isu bahan kanker yang terdapat dalam bedak bayi (kasus Eva Echeverria, USA). Karena hasil IARC-WHO sendiri sudah rilis dan menyatakan bahwa talc (yang tidak mengandung asbes) TIDAK bersifat karsinogenik. Cek nanti linknya di daftar pustaka di bawah artikel ya. CMIIW please kalau ada info/ rilis jurnal terbaru ya… Karena Hachi Alasan utamanya, bukan karena bahan talc tadi, melainkan karena saya punya asma dan alergi debu. Jadi serbuk apapun yang penggunaannya akan terburai di udara, termasuk pencetus bagi saya. Sangat saya hindari. S

Pengalaman Menggunakan Essential Oils (Organic Supply dan Young Living)

Gambar
Sebelum terlalu jauh mereview essential oil dari Organic supply dan Young Living, serta menceritakan bagaimana pengalaman menggunakan essential oil, saya pengen cerita dulu tentang kenapa dan apakah worthy menggunakan EO. Ya, karena sebagai orang yang pelit concern sama budget, pada awalnya saya juga merasa terintimidasi dengan harga produk-produk essential oil. Siapa yang sama hayo ngakuuu? Hahaha…. Ya memang nggak bisa dibilang murah si, cairan 5 ml s.d. 20 ml dalam botol amber kok bisa sambai puluhan s.d. ratusan ribu. Tapi dengan beberapa pertimbangan, ternyata ada yang cocok. Jadinya nggak menyesal uda splurge money on it. Pengalaman Pertama: Organic Supply Jadi ceritanya di awal 2018 kemarin, saya long distance marriage dengan suami. Suami di Surabaya dan Jakarta. Saya bawa Gayatri, dan memutuskan untuk ngekos saja berdua. Saya nggak menyangka, kalau keputusan LDM ini punya konsekuensi terhadap kesehatan saya. Dalam artian stres, sehingga saya kesulitan tidur dan terus-terusan m

Menghakimi Mom Snob

Gambar
Artikel ini sebenarnya ditriger oleh artikelnya Mojok.co yang judulnya lebih ngegas: “Radikalisme New Mom Snob yang Terkadang Menyebalkan”. Yang isinya adalah curhat menarik atas fenomena ibu-baru-perfeksionis-yang-suka-mengomentari-gaya-parenting-orang-lain. Saya bilang menarik, soalnya ya saya related bangeeettt! Di satu sisi, saya setuju dengan artikel tersebut. Karena saya pun pernah jadi korban mom snob ya, dalam artian dikomentari secara negatif/ judgemental tentang pengasuhan saya ke Gayatri, dengan gaya yang terkesan merendahkan, meremehkan atau menganggap dirinya (lebih) pintar (poin 2 dari arti snob KBBI). Dihakimi Mom Snob Seperti yang disebutkan di Mojok.co, bahkan dua tema penghakiman favorit Mom Snob saya pernah dapatkan. Hehehe…. 1  . ASI Saya di”cubit” Mom Snob terkait ASI itu sekurangnya dua kali. Yang pertama , saat saya mencari donor ASI bagi Gayatri usia 4 hari, yang harus opname karena sepsis tanpa stok ASIP sama sekali. Ada seorang kawan yang nyeletuk di Facebook