Memilih/Mendesain Permainan Anak Perempuan

Kalau kata Albert Einstein, “Play is the highest form of research.” Setelah memiliki anak, saya baru memahami benar apa makna dari perkataan ini. Untuk itu, saya jadi cukup concern dalam memilih dan mendesain permainan anak perempuan saya, Gayatri yang berusia dua tahun ini.

Dalam memilih dan mendesain permainan bagi anak perempuan saya, saya tidak sembarang mengikuti tren, melainkan fokus pada perkembangan tubuhnya. Oleh karena itu saya mengacu pada parameter perkembangan anak 0-6 tahun dari Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 dan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP).

Hehehe, semacam serius dan rumit banget ya? Tidak kok, malahan menyederhanakan pilihan orang tua.

Sekilas tentang Parameter Perkembangan Anak dan KPSP

1 . Parameter Perkembangan Anak 0-6 Tahun dari Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014

Dengan parameter perkembangan anak, saya bisa mengetahui tingkat pencapaian perkembangan anak di setiap kelompok usia. Pada parameter ini lengkap pula lingkup perkembangan yang dijabarkan:

  1. Nilai agama dan moral,
  2. Fisik-motorik (motorik kasar, halus, kesehatan dan perilaku keselamatan),
  3. Kognitif (belajar dan pemecahan masalah, berpikir logis, dan berpikir simbolik),
  4. Bahasa (memahami bahasa, mengungkapkan bahasa)
  5. Sosial emosional (kesadaran diri, tanggungjawab diri dan orang lain, serta perilaku pro social)
  6. Seni.

Istilah mudahnya, dengan parameter ini saya jadi tahu, apa “target” yang diharapkan sudah bisa dicapai oleh anak usia 2 tahun.

Form parameter ini bisa diunduh secara umum dan gratis, keyword untuk googling: Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014.

2 . Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Sementara dengan KPSP, saya jadi bisa mengetahui apakah ada keterlambatan yang dialami Gayatri di usianya ini.

PhotoGrid_1549927071778-1024x768

Sebagaimana foto di atas, saya mengakses KPSP via aplikasi Primaku IDAI yang bisa di-download di Playstore maupun Appstore secara gratis juga.

Dari kedua form di atas, saya bisa mendokumentasikan apa saja skill yang ingin dikembangkan dari Gayatri, kemudian mendesain pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bentuk permainan. Nah, seperti judul artikel ini, yang mau saya bahas lebih lanjut adalah sebatas bagaimana mendesainnya dalam bentuk permainan anak perempuan ya.

Step Memilih/Mendesain Permainan Anak Perempuan

Untuk memudahkan pemahaman, saya ringkas dulu ya, langkah-langkahnya:

  1. Mendokumentasikan skill yang ingin dicapai,
  2. Mendokumentasikan keterlambatan yang ingin ditingkatkan,
  3. Mendokumentasikan permainan terkait.

Dalam kasus Gayatri, kira-kira pengalaman saya mendesain permainan anak perempuan adalah sebagai berikut:

1 . Mendokumentasikan skill yang ingin dicapai

Dalam parameter perkembangan anak ada 60 poin tingkat pencapaian perkembangan anak di usia 2 – 3 tahun. Beberapa poin sudah ada yang bisa dilakukan oleh Gayatri, banyak juga yang belum.

Yang ingin kami kembangkan lebih lanjut adalah sebagai berikut:

Lingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan yang Ingin Kami Capai
A. Nilai Agama dan MoralMulai memahami kapan mengucapkan salam, terimakasih, maaf, dsb.
B. Fisik Motorik
  1. Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki,
  2. Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari,
  3. Memberitahu orang dewasa bila sakit.
C. Kognitif
  1. Melihat dan menyentuh benda yang ditunjukkan oleh orang lain,
  2. Meniru cara pemecahan orang dewasa atau teman,
  3. Konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain,
  4. Menyebut bagian suatu gambar,
  5. Mengenal bagian tubuh.
D. Bahasa
  1. Memahami perintah sederhana,
  2. Menggunakan 3 atau 4 kata untuk memenuhi kebutuhannya (misal, mau minum air putih).
E. Sosial Emosional
  1. Menyatakan perasaan terhadap anak lain,
  2. Mulai memahami hak orang lain (harus antri, menunggu giliran)
  3. Mulai menunjukkan sikap berbagi, membantu, bekerja sama.
F. Seni
  1. Menyanyi,
  2. Menirukan gerakan berbagai hewan.

Ada beberapa poin lagi, namun supaya sederhana, saya ringkas saja sebagaimana tabel di atas ya.

2 . Mendokumentasikan keterlambatan yang ingin ditingkatkan.

Puji Tuhan, dari 10 poin penilaian kuesioner KPSP tidak ada keterlambatan Gayatri yang perlu ditindak lanjuti. Jadi saya bisa fokus di step nomor 1 dan langsung lompat ke step nomor 3. Kalau ternyata hasil KPSPnya ada yang meragukan, bisa ikuti petunjuk yang ada di aplikasi IDAI ya. Biasanya ada keterangan diminta untuk observasi lebih lanjut.

3 . Mendokumentasikan permainan terkait.

Di tahap ini, saya akan baca-baca buku dan juga googling tentang contoh permainan. Buku yang sering saya baca sebagai referensi permainan adalah Rumah Main Anak yang ditulis oleh Julia Sarah Rangkuti dan Metode Pengajaran Montessori Tingkat Dasar (Aktivitas Belajar untuk Anak Balita) oleh David Gettman.

Dua buku tersebut sangat kaya, biar tidak terlalu overwhelming saat mempraktikannya saya akan memilih berdasarkan tabel di step nomor satu tadi serta menyesuaikan dengan mainan/ peralatan yang ada di rumah.

Contoh Permainan Anak Perempuan

Berikut adalah contoh permainan anak perempuan saya yang saya desain dengan cara di atas dan menggunakan satu mainan utama yaitu figurine hewan ternak.

permainan anak

Figurine hewan ternak yang saya miliki ini saya beli di Shopee, tokonya namanya kotakmainmainan. Awalnya saya kenal toko ini dan langganan di Instagramnya. Tapi setelah tahu dia ada toko di Shopee, saya transaksinya via Shopee. Hihihi, tak lain dan tak bukan demi ngejar free ongkirnya sodara-sodara. Lumayan yak, soalnya saya kan di Surabaya sementara tokonya di Bandung. Hemat belasan sampai dua puluh ribuan, bisa jadi nambah mainan/buku murah di toko tersebut.

1 . Mencocokkan Gambar

Sebelum Gayatri dua tahun, biasanya kami hanya menggunakan figurine ini sebagai alat memperkenalkannya pada nama dan suara hewan. Setelah beranjak besar, karena kebetulan saya memiliki poster hewan juga, saya menggunakannya untuk permainan mencocokkan gambar. Jadi ketika saya menyebutkan nama hewan, saya akan minta Gayatri menunjukkan gambar di poster atau memilih figurine. Atau kalau tidak saya akan mengambil salah satu figurine, dan Gayatri menyebut nama serta memilih gambar.

2019-02-12 06.05.17 2-1024x768

Selain mencocokkan gambar di atas, jika sudah benar, maka kami main tebak nama anggota tubuh hewan. Seperti kepala, kaki, ekor. Kemudian minta Gayatri juga menunjukkan mana kepala hewannya, lalu menunjukkan mana kepala Gayatri, demikian, dst.

Permainan ini untuk menstimulai kognitif terutama poin C1, C4, C5 di tabel Parameter di atas.

2 . Pretend Play Antri

Dalam permainan pura-pura ini, saya meminta Gayatri untuk menyusun hewan berbaris ke belakang seperti kalau mau membayar belanjaan di supermarket. Karena Gayatri sudah memahami konsep ini, saat berbelanja, jadi kami menekankan lagi saat bermain. Dalam bermain, kami akan menyebutkan kalau berbaris seperti ini disebutnya antri.

Jelaskan dengan bahasa anak, apa pentingnya antri.

2019-02-12 06.05.20 3-1024x814

Bisa dilakukan dengan berpura-pura antri makanan atau antri ke toilet. Bisa juga dikembangkan saat antri ada yang menyerobot, dll. Kita bisa mendorong anak untuk mengingatkan dengan sopan, atau memberi insight pertanyaan. Contoh lain, adalah misalnya Sapi meminta izin pada kuda untuk memotong antrian ke toilet, karena dia sedang diare, lalu kuda mengizinkan.

Dalam hal ini, kita bisa membantu anak belajar, selain antri juga dalam belajar menyampaikan perasaannya, penggunaan salam, ucapan maaf dan juga terimakasih (poin tabel A, B3, D2, E1, E2 dan E3).

3 . Pretend Play Domba Terjebak

Bermain pura-pura kali ini, melibatkan es batu. Jadi sebelum bermain, saya sengaja untuk meletakkan satu figurine ke dalam mangkuk dan dibekukan dalam freezer. Pura-puranya sebagai hewan yang terjebak di dalam es.

Permainan pura-pura di sini akan melibatkan “drama” ingin menolong antara hewan satu dengan yang lain, dan juga melibatkan kognitif anak dalam memecahkan permasalahan (ikut menolong dengan memecahkan es batu).

PhotoGrid_1549926565258-1024x768

Pelajaran yang bisa didapatkan oleh anak adalah, membangun keinginan untuk berempati, untuk saling membantu (E1 dan E3), belajar memecahkan masalah (C2, C3, D1) dan juga mengenal konsep suhu.

4 . Jalan Lurus dan Lompat

Sebenarnya garis yang kami gunakan ini adalah lakban yang kami tempel di lantai sebagai “jalan raya” kalau Gayatri bermain mobil-mobilan atau kereta-keretaan. Kami letakkan beberapa figurine dalam jarak yang aman, lalu minta Gayatri berjalan dalam jalur namun tidak boleh mengenai figurine tersebut.

2019-02-12 06.05.15 1-1024x768

Tujuan permainan ini adalah melatih motorik kasar anak dalam melompat dengan dua kaki dan melatih konsentrasinya (berjalan lurus mengikuti garis membutuhkan konsentrasi tinggi bagi anak kecil) sesuai poin B1 dan C3.

5 . Melepaskan Hewan dari Dough

Permainan ini mirip dengan permainan nomor 3, yaitu membantu hewan melepaskan diri dari dough atau malam atau lilin mainan. Pelajaran yang bisa didapatkan oleh anak adalah, membangun keinginan untuk berempati, untuk saling membantu (E1 dan E3), belajar memecahkan masalah (C2, C3, D1) dan juga melatih motorik halusnya (B2) dalam menggunakan kelima jarinya.

2019-02-12 06.05.18 1-1024x768

Tentunya permainan bagi anak perempuan bisa dikembangkan tidak hanya lima permainan ini ya. Lima permainan ini pun sebenarnya juga bisa dipakai untuk anak laki-laki. Alat dan mainannya pun bisa disesuaikan misal dengan menggunakan boneka atau barbie, atau mainan lainnya yang ada di rumah.

Yang saya suka dari figurine kotakmainmainan ini, karena mainan ini versatile banget ya. Gampang banget dipakai dan disesuaikan dengan permainan yang mau dilakukan. Selain itu juga long lasting, jadi mainan ini bisa dipakai nggak terbatas usia. Pas Gayatri umur setahun, bisa dipakai untuk mengenalkan hewan dan suara hewan. Sampai nanti besar pun, masih bisa dipakai untuk pretend play.

Tips untuk memilih mainan figurine seperti ini adalah, pastikan bahannya aman serta pilih yang permukaan kulitnya bertekstur (detail). Tekstur di permukaan mainan ini kalau di Montessori akan memperkaya pengalaman dan menjadikan permainan tersebut berkesan bagi anak, karena menstimulasi sensory-nya juga.

Sekian sharing kali ini, semoga bermanfaat ya! Yang mau berbagi ide main atau info toko mainan juga boleh lo, tinggalkan komentar yaa!

Terimakasih, salam sayang!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Hamu dan Biji Bunga Matahari, Literasi Keuangan Anak

Review ASI Booster di Alfamart / Indomaret yang Enak Banget

Storytel, Aplikasi Audiobook Bikin Baca Buku Lebih Mudah Lebih Murah