Tentang Bertahan dan Membagi Waktu

Karena postingan sebelumnya yang membahas kondisi LDM saya dan suami, banyak yang bilang kalau saya itu wanita tegar. Aseek. Jauh dari suami, sama bayi, nggak punya pengasuh plus kerja 8-5 daaaan masih sempet ngeblog pula. Hihihi terkesan saya supermom yang jago membagi waktu ya, padahal ya kagak…..

Beneran kagak. Kira-kira ya begini prinsip saya saya untuk bertahan hidup sehari-hari….

Tentang Prioritas dan Hidup yang Sederhana

Ketika menyadari saya akan LDM, saya buang jauh-jauh dah segala impian kesempurnaan dalam detail kehidupan. Saya berusaha untuk hidup yang lebih sederhana.

Hidup yang sederhana di sini maksud saya bukan hidup hemat ya. Tapi hidup yang ringkes gitu. Yang nggak banyak mau. Yang nggak mempertanyakan banyak hal. Yang nggak membaperkan hal-hal yang nggak esensi. Jadi energinya nggak terkuras karena terdistribusi untuk hal-hal yang nggak penting.

Prioritas kami adalah kami bertahan.

Prioritas tersebut proxy-nya tiga: kami sehat, kami rukun dan pekerjaan selesai. Untuk itu, sebagian besar waktu saya alokasikan untuk ketiga hal tersebut.

Ada garis bekas setrikaan di celana panjang? Ga masalah.

Kabar Andien jadi Inspiring Mom versi majalah online? I dont care.

 Atta Halilintar bikin prank settingan???? Apalagiii! Hihihi….

Saya tahu, beberapa bulan ini saya tidak banyak melakukan progress. Tapi setidaknya saya bertahan dengan baik. Akan ada waktunya saya meningkatkan apa yang saya dapatkan hari ini. Namun itu belumlah prioritas, setidaknya untuk saat ini.

Tentang Multitasking

Bagaimana membagi waktu? Saya cuma bisa bilang kalau saya tidak membagi waktu saya dengan jam segini harus ini, jam segitu harus begitu. Tidak demikian.

Saya cuma fokus pada menyelesaikan satu pekerjaan lalu berganti ke tugas yang lain. Satu satu dan fokus. Konsentrasi pada satu hal. Baru berpindah ke hal lain.

Karena saya tidak bisa multitasking. #sadardiri

Godaan untuk nyambi nyambi besar. Tapi biasanya bukannya mempercepat pekerjaan, malah memperkeruh keadaan. Atau mungkin karena saya saja ya yang tidak bisa multitasking ya, hehehe. Saya pernah menulis tentang multitasking ini di: Multitasking, Yay or Nay.

Tentang Support System

Bagaimana mengasuh dan mendidik anak saat bekerja?

Kalau pas saya kerja ya daycare menjadi tumpuan. Oleh karena itu memilih daycare yang tepat adalah kunci. Banyak poin yang perlu diperhatikan saat memilih daycare, saya pernah cerita di Akhirnya Gayatri Memilih Daycare.

Yang mau saya soroti lebih adalah tentang pola pengasuhan. Titik krusialnya adalah kesepahaman antara daycare dan orang tua tentang pola asuh seperti apa yang akan diterapkan.

*adow berat anet bahasa eike

membagi waktu

Saya mau cerita pengalaman sedikit buat gambaran:

Beberapa hari lalu, Aunty daycare sempat chat saya tentang beberapa perubahan perilaku Gayatri menjelang usia 2 tahun. Sering dibilang Terible Two ya…. Via chat dan ketemu langsung di kemudian hari, kami membahas hal tersebut. Ada beberapa poin yang kami sepakati untuk sama-sama diterapkan baik di daycare maupun di rumah kos secara konsisten.

Sebaliknya, beberapa bulan lalu saat saya ngeh Gayatri sudah bisa bilang “eek”, saya tak lupa mengajak pihak daycare untuk diskusi tentang toilet training. Supaya ya, sama perlakuannya gitu. Jangan sampai di rumah kalau dia bilang “eek” kita ngacir ke toilet, sementara di daycare enggak. Kan bubrah tu settingan bocah.

setrong

Kalau Gayatri sedang sakit dan tidak bisa daycare, saya otomatis wajib izin kantor untuk bersama Gayatri. Hal ini tidak bisa ditawar karena mau siapa lagi cobak yang mengasuhnya? Tentu saja, pihak kantor (atasan) juga harus sudah mengerti kondisi ini.

Nggak punya support system dan mau working at home??? Tantangannya tetep ada loh. Buat yang mempertimbangkan jadi working at home mom, simak deh cerita temen saya Girly tentang perjuangannya mengasuh bayi SAMBIL bekerja dari rumah.

Tentang Ngeblog

Ini saya bahas tersendiri, karena ngeblog memang punya tempat yang khas. Kalau orang bilang salut saya produktif karena tetep nulis di tengah kondisi saya. Saya bilang malah kebalik.

Ngeblog itu buat saya stress release.

Jadi kalau stress saya nulis, saya malah jadi seger lagi. Walaupun memang tidak bisa seintens saat cuti kemarin, tapi nulis, helps me a lot.

Kapan nulisnya….?

Saya ngedraft mostly di note handphone. Jadi pas bengong di Tranjakarta pun saya bisa nulis.

Tantangan saya ngeblog adalah masalah visual. Karena kalau ngedit gambar harus di laptop, dan pegang laptop saat Gayatri bangun adalah kemustahilan. Jadi kalau saya mau edit gambar ya berarti saya harus merelakan sedikit waktu tidur saya. Kalau saya capek, ya berarti tulisan saya hanya akan parkir di draft.

Thats why, di parkiran saya ada 36 drafts tulisan yang belum di publish. LOL.

Intinya adalah: JANGAN MEMAKSAKAN DIRI.

Kalau memang tidak suka menulis ya jangan ngeblog, lakukan saja hobi yang lain. Apalagi kalau punya kondisi seperti saya. Uda deh, selametin yang pokok aja dulu. Kemudian ambil waktu untuk me-time sesuai preferensi masing-masing. :)

Tentang Alat Bantu

Saya nggak punya alat bantu yang fancy btw buat membagi waktu, hihihi. Alat bantu yang saya punya sederhana sekali, namun menurut saya cukup efektif dan efisien membantu saya menyelesaikan tugas sehari-hari. Nggak perlu fancy kan, yang penting everything is done.

Alat bantu saya tiga hal ini:

  1. Alarm
  2. Kalender Meja
  3. Buku Agenda.

Oiya, tentang Buku Agenda. Jangan bayangin isi agenda saya itu schedule yang rapet pet pet tiap jam ada keterangan aktivitasnya apa. Kagak.

Agenda saya isinya cuma berbentuk  to do list. Bahasa kerennya bujo aliat bulleted journal.

Aslinya mah, cuma catetan kudu nyelesein apa hari itu, trus yang uda dicentang atau dicoret.

Ga pakai acara gambar-gambar cantik. Kagak sempet!

Menyederhanakan Rutinitas:

Selain itu kegiatan lain-lain yang rutin saya sederhanakan. Jadi jadwal rutin itu membuat saya nggak banyak mikir. Laundry 2x seminggu, masukin baju bersih ke daycare juga 2x seminggu. Belanja buah di brambang.com per senin. Belanja stok lauk sebulan sekali di nikaskitchen. Masaknya per batch. Belanja lain-lain sama token listrik di Alfamart deket kosan.

Ga sempet masak? Ya beli, gitu aja kok repot.

Kan balik lagi ke prinsip utama membagi waktu: tau prioritas dan sederhanakan kehidupan.

Itulah ikhtiar kami bertahan hidup.

Urusan gosip Andien (Andien lagiiii!) bawa Kawa naik kapal tanpa pelampung? Itu bukan urusan akoooooh!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Hamu dan Biji Bunga Matahari, Literasi Keuangan Anak

Review ASI Booster di Alfamart / Indomaret yang Enak Banget

Storytel, Aplikasi Audiobook Bikin Baca Buku Lebih Mudah Lebih Murah