6 Tips Mengatur Pengeluaran Keluarga (File Excel Available for Download)

mengatur-pengeluaran-keluarga

Mengatur pengeluaran keluarga bisa jadi sesuatu yang susah-susah gampang. Gampang, karena sebenarnya entitasnya kecil. Namun, bisa jadi susah karena menggabungkan dua gaya manajemen keuangan dari suami dan istri. Terutama jika karakter kedua pasangan bertentangan dan memiliki hambatan komunikasi. Bisa jadi rame. Selain itu, jika tidak dikelola dengan baik, masalah keuangan terbukti menjadi sumber masalah perceraian terbesar dan utama di Amerika Serikat.

Lebih lanjut, mengatur pengeluaran merupakan salah satu pilar yang penting dalam manajemen keuangan. Saya yakin kamu sudah familiar dengan istilah ekonomi seperti istilah akuntansi, anggaran dan manajemen keuangan ya… Dalam artikel ini yang akan sering dipakai adalah istilah anggaran. Yang artinya kurang lebih adalah merencanakan pengeluaran dari sejumlah dana yang dimiliki. Nah, untuk dapat mengatur pengeluaran keuangan dengan baik, haruslah dimulai dari membuat anggaran yang baik. Berikut adalah 6 prinsip yang saya dan suami pegang dalam mengatur pengeluaran untuk keluarga kecil kami:

mengatur pengeluaran keluarga

 6 Prinsip dalam Mengatur Pengeluaran Keluarga

1 . Keterbukaan

Pertama, dan yang paling utama menurut saya, dalam membuat rencana mengatur pengeluaran keluarga adalah keterbukaan. Hal ini menyangkut kondisi keuangan pribadi masing-masing, serta apa yang diharapkan oleh masing-masing pihak. Jangan mengasumsikan kita sebagai orang yang paling tau, apa yang dibutuhkan atau diinginkan oleh pasangan.

2 . First things first

Setelah keterbukaan, prinsip yang paling penting dalam membuat anggaran keluarga adalah memahami mana yang kebutuhan dan mana yang sekedar keinginan. Kebutuhan adalah sesuatu yang wajib dipenuhi sehingga perlu diberikan prioritas dalam anggaran. Sementara keinginan tidak wajib dipenuhi. Cara membedakannya adalah jika sesuatu tidak dipenuhi mengakibatkan kita “tidak sejahtera” pada saat ini atau di masa depan, maka bisa jadi itu adalah kebutuhan. “Tidak sejahtera” dalam hal ini bisa berupa jasmani maupun rohani ya…

3 . Keberlangsungan

Keberlangsungan ini maksudnya adalah memberikan ruang yang cukup dalam anggaran untuk dana operasional. Dana operasional adalah pos-pos pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan. Dana ini tidak hanya untuk wirausaha saja lo. Bagi pegawai, pos ini bisa berupa bensin kendaraan, biaya tol, atau biaya transportasi lainnya untuk berangkat kerja. Biaya paket internet, misalnya untuk blogger. Ga lucu kan tiba-tiba paket internet habis, dan sudah tidak ada dana lagi untuk membelinya. Jadi ga bisa kerja dong. “Gaji” bulan depan terancam deh… Oleh karena itu, pos-pos pengeluaran yang menjamin keberlangsungan penghasilan wajib untuk disisihkan dan tidak diganggu gugat.

4 . Bebas Terbatas

Bahasa kerennya si fleksibel. Anggaran memang membatasi kita untuk membelanjakan uang. Tujuannya agar uang yang dimiliki tepat guna dan tidak dihamburkan secara serampangan. Namun, saya sendiri tidak terlalu suka dengan anggaran yang terlalu detail dan kaku. Misalnya, ada teman yang sampai menganggarkan biaya per makan per hari, dsb. Buat saya dan suami, itu bikin stres. Kami lebih suka membuat anggaran gelondongan. Biaya makan sebulan jadi satu, tanpa rincian per hari, misalnya. Jadi jika kami sekali menggunakan anggaran makan cukup besar berarti pada hari lain kami harus makan lebih hemat. Percaya pada kemampuan pengendalian diri dan tetap bertanggung jawab, kuncinya.

5 . Sederhana dan Praktis

Semakin sederhana dan semakin praktis suatu sistem anggaran, maka anggaran tersebut akan menjadi aplikatif dan mudah untuk dijalankan secara terus menerus. Sederhana bisa dalam hal pembagian tugas antara suami dan istri. Misal: siapa bayar apa dan bagaimana cara pembayarannya. Demikian juga elemen-elemen pendukungnya, seperti pilihan bank yang digunakan, cara transaksi dll. Pilihlah yang praktis. Pilih bank yang menyediakan layanan autodebet, internet banking, dan layanan lain sesuai kebutuhan kamu.

Misalnya saya dan suami sepakat, pembayaran utang, tabungan, investasi, dll adalah dari rekening payroll saya. Sementara biaya hidup sehari-hari, suami yang atur. Alasannya karena saya gaptek dan pelupa, jadi dikasih tugasnya yang lebih simpel. Hahaha… Pembayaran utang kan autodebet, tabungan dan investasi juga autodebet. Jadi lebih tepatnya, saya diem aja, semua urusan juga beres sendiri. Sementara suami yang lebih telaten, ngurusin berbagai macam printilan yang lebih ribet.

6 . Konsisten

Konsisten dengan kesepakatan yang telah di buat dan bersama-sama saling mengingatkan agar tetap on the track. Dalam hal ini suami yang taat aturan biasanya yang mengingatkan saya. Saya sendiri kadang cuma jago bikin rencana, tapi pelaksanaannya jauh panggang dari api. Hehehehe…

Bagaimana dengan kamu dan pasangan? Kalau sudah sepakat, yuk lanjut ke tahap menyusun anggaran keluarga.

mengatur-pengeluaran-keluarga

6 Tahap Menyusun Anggaran Keluarga

Dalam penyusunan anggaran ini kita akan memerlukan 2 tabel: Tabel 1 Daftar Hutang/Piutang dan  Tabel 2 Anggaran. Tahap-tahapnya akan dijelaskan menjadi 6 tahap. Untuk poin 2 dan 3, saya dan suami hanya melakukan di beberapa bulan awal pernikahan kami. Setelah bulan ke empat kami sudah hapal, dan jadi otomatis pelaksanaannya. Sementara untuk poin 1, kami masih terus mencatat di satu buku khusus. Semoga kelak, saldo di buku hutang tersebut bisa 0 ya… Aminn…

1 . Diagnosa kondisi hutang/ piutang

Sebelum menikah, sebenarnya kami sudah biasa membicarakan masalah hutang yang kami miliki di masa lajang kami. Full disclosure gitu, hahaha. Trus kami jadi sadar kalau hutang kami ternyata banyak yaaa… Untunglah, hutang-hutang tersebut adalah hutang yang “baik” atau bukan hutang konsumtif. Jika kamu dan pasangan belum membicarakannya, ada baiknya untuk membuat daftar hutang ini. Pentingnya daftar ini adalah untuk menentukan kapan target hutang-hutang ini selesai dan berapa besaran uang setiap bulan yang akan dialokasikan untuk segera melunasi hutang ini.

Misalkan, di daftar hutang kita total hutang ada 48 juta dan kita sepakat untuk menyelesaikannya dalam waktu 12 bulan, maka setiap bulan kita wajib menyisihkan 4 juta dalam rencana pengeluaran bulanan. Oiya, daftar utang/ piutang ini berbeda dengan item pembayaran utang tiap bulan di poin 3 ya… :) Daftar ini dibuat terpisah dari daftar anggaran. Contoh tabelnya kurang lebih seperti ini:

daftar-hutang
Tabel 1. Daftar Hutang Keluarga

File excel bisa di download di SINI :)

2 . Buat daftar penghasilan rutin seluruh anggota keluarga

Mulailah membuat anggaran dengan mengetahui seluruh penghasilan rutin anggota keluarga. Penghasilan rutin adalah penghasilan tetap yang relatif selalu kita dapatkan. Dalam hal ini, jangan memasukkan poin-poin penghasilan yang tidak rutin seperti bonus, hadiah, ceperan, hasil malak (hahaha, becanda), dll. Karena sifatnya yang tidak pasti. Poin-poin penghasilan tidak rutin langsung dialokasikan ke tabungan saja.

Teman-teman bisa input rincian penghasilan seperti gambar di bawah ini ya… Tentu saja, jumlah di gambar hanya sebagai contoh belaka, jadi harus disesuaikan lagi dengan kebutuhan teman-teman.

tabel-penghasilan
Tabel 2. Anggaran Keluarga

3 . Buat daftar perkiraan pengeluaran rutin

Setidaknya ada empat kelompok perkiraan pengeluaran rutin yang harus dianggarkan yaitu: 1) kebutuhan, 2) hutang, 3) tabungan/ investasi dan yang ke empat adalah 4) keinginan. Nomor 1 adalah yang paling prioritas dan nomor 4 adalah yang paling tidak prioritas. Jika teman-teman baru pertama menghitung perkiraan pengeluaran dan kesulitan memperkirakan secara gelondongan, teman-teman bisa buat rinci terlebih dahulu item pengeluaran di masing-masing kelompok. Tahap ini bisa diskip jika memang sudah hapal nantinya. Masukkan item-item perkiraan pengeluaran ke dalam Tabel 2 dalam file excel ya….

tabel-pengeluaran
Tabel 2. Anggaran Keluarga

4 . Buat Pos Pengeluaran

Ingat untuk memperhatikan total kolom Penghasilan dan Pengeluaran. Keduanya harus bernilai sama. Jika tidak sama, maka item-item pengeluaran harus disesuaikan sampai jumlahnya sama dengan total kolom penghasilan. Jika total pengeluaran lebih besar dibandingkan Total Penghasilan, namanya “besar pasak daripada tiang”. Item pengeluaran yang ada telah menjadi pos yang bisa dibelanjakan saat posisi penghasilan dan pengeluaran telah seimbang, seperti gambar di bawah ini:

balance-pengeluaran-dan-penghasilan
Tabel 2. Insert Anggaran Keluarga

Saya masih ingat, bagaimana saya diajari untuk mengatur pengeluaran keluarga dengan metode amplop konvensional oleh tante saya. Setiap mendapatkan gaji sebaiknya gaji tersebut dibagi menjadi beberapa pos pengeluaran. Masing-masing pos tersebut diwakili oleh satu amplop, yang kemudian diisi dengan uang sebesar yang dibutuhkan. Konsep dasar pembuatan pos ini sebenarnya sama dengan konsep amplop tersebut.

5 . Otomasi Semaksimal Mungkin Setelah Menerima Gaji

Mungkin bisa dibilang kegiatan otomasi inilah yang jadi kunci keberhasilan kami mengatur keuangan selama ini. Otomasi yang bisa temen-temen lakukan, mungkin harus menyesuaikan dengan bank yang dipakai masing-masing. Untuk kami, ketika mendapatkan gaji, sudah otomatis dipotong dengan autodebet untuk hutang, tabungan dan investasi. Sementara yang printilan yang lain kami menggunakan layanan Klickpay dan Flazz yang disediakan oleh BCA, karena suami adalah nasabah bank tsb. Metode tersebut dicantumkan pada tabel anggaran juga untuk nanti pendistribusian dana ke masing-masing metode.

tabel-metode-transaksi

Tabel 2. Anggaran Keluarga

File excel bisa di download di SINI :)

Jika dilihat di gambar di atas terlihat bahwa ada kebutuhan makan dan laundry yang tidak terotomasi. Ya, memang, tidak semuanya bisa diotomasi. Kita juga perlu memegang uang cash. Hanya saja untuk kami berdua, memegang cash seminimal mungkin adalah cara terbaik untuk mengatur pengeluaran keluarga kami.

fitur-bca-mengatur-pengeluaran-keluargaDi kolom paling kanan dalam tabel anggaran keluarga, memang tidak semua fitur perbankan yang tersedia kami gunakan, namun ada beberapa fitur dari BCA yang bisa kamu digunakan terkait otomasi ini antara lain:

Klick BCA

Seperti yang sudah saya ceritakan di awal, tugas membayari seluruh kegiatan sehari-hari ada di tangan suami. Dan sebagian besar suami lakukan dengan bantuan Klickpay. Dari beli token listrik, beli pulsa, beli paket internet, beli tiket bioskop, bayar kartu kredit, bayar kewajiban sosial/keagamaan, semua dibayar di hari yang sama ketika suami gajian. Tinggal klik klik klik, beres.

Kartu Flazz

Mirip dengan prinsip amplop, hanya saya dan suami menggunakan kartu flazz sebagai “amplop elektronik”. Hal ini untuk meminimalisasi biaya administrasi bank. Memang flazz memiliki kekurangan di mata beberapa orang yaitu: keterbatasan dana tersimpan sebesar 1 juta rupiah. Namun hal itu malah menjadi kelebihan bagi kami untuk membatasi “jajan” yang bisa kami lakukan.

Contoh yang kami lakukan adalah sebagai berikut. Uang operasional kerja suami, seperti bensin dan tol, pakai flazz merahnya. Sementara saya menggunakan flazz gramedia. Flazz Gramedia selain bisa untuk membeli bensin dan menghindari antrian top-up transportasi umum (KRL dan busway), Gramedia juga ngasih diskon khusus untuk pemegang kartu ini. Cocok banget buat saya yang pecinta buku dan ga suka ribet pokoknya.

flazz-bca-gramedia

Tahaka

Tahaka adalah tahapan berjangka atau tabungan dengan setoran rutin dalam jumlah dan jangka waktu tertentu, ditambah asuransi jiwa. Info lebih lanjut bisa klik di sini. Jadi setiap kamu dapat gaji, ada dana yang langsung disisihkan untuk ditabung. Supaya tidak keburu abis buat beli lipstik atau sepatu. Hehehe…

6 . Evaluasi secara Berkala

Langkah terakhir adalah Evaluasi. Bahasanya si evaluasi, tapi sebenarnya si ngobrol-ngobrol santai. Bukan seperti rapat formal. Tapi setidaknya kami lakukan dua kali, di tengah bulan dan menjelang akhir bulan. Yang paling sering kami bahas adalah masalah saldo masing-masing “amplop” dan rekening. Selain topik tersebut, biasanya momen ini dipakai juga untuk pengakuan dosa, hahaha… “Maaf ya Bi, kemarin khilaf beli sabun kebanyakan, pas diskonan” atau “Maaf ya Bi, aku beli benang rajut lagi” (padahal masih punya bergulung2 di lemari). Tujuannya bukan untuk menyalahkan, namun supaya setiap pihak tetap on the track dan tidak ada kebutuhan yang terlewatkan.

Demikian 6 prinsip dan 6 tahap mengatur pengeluaran keluarga ala keluarga kami. Gampang kan? Tentunya pengaturan pengeluaran masing-masing keluarga akan berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Kalau ada tips dari kamu dan pasangan boleh loh di share di comment :) Terimakasih sudah berkunjung! Jik menurutmu artikel ini bermanfaat, yuk share di sosmed mu dengan klic ikon sosmed di akhir artikel ini.

bca-experience

Tulisan ini berpartisipasi dalam “My BCA Experience” Blog Competition

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Hamu dan Biji Bunga Matahari, Literasi Keuangan Anak

Review ASI Booster di Alfamart / Indomaret yang Enak Banget

Storytel, Aplikasi Audiobook Bikin Baca Buku Lebih Mudah Lebih Murah