10 Tips Foto Produk yang Instagramable dari Denny Herlianso, Senior Photographer

Tips fotografi untuk instagram ditambah produk kecantikan dan perempuan. Kayanya jadi paduan yang sempurna buat dikumpulin jadi satu paket obrolan. Cakep dan seru. Mmmhhh… Nhaitulah yang kemarin kejadian di acara Workshop Beauty & Photography yang diadakan Covermark Indonesia dan Komunitas Indonesian Female Blogger. Acara yang dimulai jam 5 dan rencananya selesai jam 8, jadi molor hampir jam 9. Bukan karena panitianya ngaret, tapi karena pesertanya ga mau pulang! Mau praktik dan mau nanya-nanya teroooosss… Hihihihi… Temanya oke sih, materinya bermanfaat banget dan disampaikan secara fun (sering banget ngakak) sama narsum, terus panitianya juga asik-asik. Jempol kanan kiri atas bawah deh buat tim panitia. Kapan lagi dong, dapet workshop dengan narasumber sekaliber mas Denny Herlianso, fotografer seniornya majalah Femina, dan GRATISSSS

Jadi, saya sampai bingung ini mau bikin artikelnya nulis dari sisi mana. Biar lebih fokus, dan temen-temen juga dapet manfaatnya, saya nulis tentang workshop fotografi dan lebih fokus lagi ke bagian fotografi produk yang instagramable aja yaaaaa… Yuk mari merapat…

tips-fotografi-untuk-instagram

Mas Denny kasi penjelasan tentang dasar-dasar fotografi agar hasil foto kita kece dan mantep buat di pajang di Instagram. Setidaknya beliau bilang ada 10 hal yang harus dipikirkan ketika mau ambil foto!! Banyak ya? iyaaaaa. Susah? ternyata engga. Mas Denny dengan sabar, sederhana dan lucu membahas atu-atu tips untuk 10 hal tersebut. Rangkumannya seperti ini…

Oiya, foto2 yang saya pakai bukan foto2 pak Denny ya. Saat event, saya mencoba fotoin slide Mas Denny dari jauh tapi kurang jelas hasilnya. So, foto-foto berikut yang tanpa watermark nyonyamalas berarti adalah foto yang saya ambil dari beberapa sumber stok foto online yang saya pilih setepat mungkin sesuai contoh dari Mas Denny.

1 . Peralatan: Kamera DSLR vs Kamera Handphone

Yang biasa diributin pertama kalo mau moto adalah kamera. Kamera apa yang paling bagus buat instagram? Statement dari Mas Denny seperti ini: buat instagram dan blog, kamera hape bisa jadi lebih bagus dari kamera DSLR. Zinnkkkk…

dslr-vs-handphone-blog

Lalu peserta workshop terdiam, senyap dalam protes terselubung dalam hati. Masa sih?

Ternyata, alasannya adalah dari sisi ukuran foto. Ukuran foto hasil jepretan handphone lebih kecil dari kamera DSLR. Kamera DSLR akan memiliki keunggulan absolut ketika hasil fotonya di print. Sementara ketika ditampilkan pada layar kecil seperti handphone dengan ukuran layar rata-rata 4 inchi, kualitasnya ga akan jauh berbeda. Sementara itu, size foto yang kecil akan membuat foto lebih cepat diunggah dan dibuka di web. Secara pengguna online sekarang banyakan pakai handphone untuk membuka baik IG maupun blog, maka kamera handphone jenis tertentu bisa jadi mengungguli kamera DSLR dalam hal ini. Kaget ya? Sama!

2 . Background

Foto produk ga harus dalam bentuk flatlay atau di studio looh… Contohnya foto produk karakter katak seperti ini yang menggunakan latar belakang jalanan beton dan taman.

foto-produk2-blogfoto-produk1-blog

Mas Denny juga cerita kalau pernah dapat job harus motret produk dengan syarat harus pake background outdoor. Malang tak dapat ditolak untung sulit diraih, cuaca Jakarta pas itu lagi sering mendung dan hujan. Terpaksalah dia harus foto di studio. Dan pakai background buatan. Loh… apa jadi alami? Ternyata yang dia jadiin background itu taman portable. Maksudnya taman portable tu yang suka disewain mamang-mamang penjual tanaman hias buat dekor kawinan itu loh. Ditambah beberapa properti (kalo mau) kata pagar sepotong, batu sepotong, uda deh… Jadi kesan outdoornya. Dan tanaman yang disewanya ga perlu banyak-banyak. Motoin produk kan cuma perlu 1×1 m paling gede.

Kalo flatlay bisa lebih kecil lagi bidang yang harus disiapin. Jadi ya sewa aja sesuai ukuran yang diperlukan. Cerdas ya? Customer pun puas dengan hasil foto berbackground “outdoor” tadi. Selain itu, ada beberapa contoh alat yang rada out of my mind buat di jadiin background foto flatlay. Semuanya practicable dan relatif murah, contohnya adalah sebagai berikut:

  • alas foto hasil print sendiri
  • kertas kado
  • kain jilbab
  • karpet
  • sprei

Catatan penting yang perlu diingat adalah warna background jangan sampai “menghilangkan” atau membuat sebagian obyek tidak terlihat. Misal latar belakang hitam untuk produk yang hitam membuat beberapa bagian jadi tidak tampak di foto.

3 . Arah Cahaya

Gunakan flash yang lembut. Beberapa wangsit diberikan Mas Denny terkait arah cahaya ini:

  • Depan: paling jelek karena akan kelihatan flat. Berlaku juga buat foto wajah. Cahaya dari arah depan berpotensi membuat hidung kita yang mancung ke belakang ini makin mingslep. Caution please para pesekers! :D
  • Samping: bisa dibilang arah samping ini adalah arah cahaya yang paling bagus. Karena selain akan memunculkan sisi-sisi yang jarang terlihat dari sebuah obyek yang berarti unik. Cahaya dari arah samping juga bagus karena akan memunculkan gradasi. Lalu terdengar lagi suara dalam hati, gradasi? bayangan? bukankah bayangan itu ga bagus buat foto? Itu hanya mitos kaya mas Denny, karena bayangan dan gradasi akan membuat foto kita punya dimensi, because life is never flat kalo kata iklan keripik.
  • Belakang: Cahaya dari arah belakang bisa digunakan apabila kita emang pengen ada berkas-berkas cahaya di tepian obyek. Saya si ngebayanginnya jual boneka batman trus difoto pake cahaya dari belakang… kaya ada sinar gitu dari belakang. Keren kali ya…
  • Atas: Caution please again! Cahaya dari arah ini akan membuat obyek jadi keliatan pendek.
  • Bawah: Kalau untuk motoin orang, cahaya dari bawah bikin kita keliatan kaya hantu, hehehe… Tapi cahaya arah bawah ini bermanfaat untuk teknik flatlay obyek yang mengkilat.

4 . Intensitas Cahaya

Selain cahaya langsung seperti nomor 3, intensitas cahaya bisa diatur pakai reflektor, alias pemantul. Nhah, di workshop kemarin dibahasnya ada dua macam reflektor a) reflektor cahaya dan b) reflektor warna.

a) Reflektor cahaya itu artinya pemantul cahaya, iye taukk. Nah, untuk mengatur intensitasnya kita bisa mengubah warna reflektor yang dipakai. Reflektor warna perak akan memantulkan cahaya = 100%. Bahan yang bisa dibuat sebagai reflektor ini misalnya alumunium foil hasil menjarah dapur mama. Jenis kedua, reflektor warna putih seperti kertas, stereofoam dll akan menghasilkan pantulan cahaya kurang dari 100%. Sementara reflektor warna hitam bisa dipakai untuk meredam atau menyerap cahaya, dengan tingkat pantulan chaya yang dihasilkan adalah 0%.

b) Reflektor warna digunakan untuk menghasilkan kesan hangat atau dingin. Caranya adalah dengan menggunakan air berwarna dalam wadah bening untuk memantulkan warna-warna yang diinginkan. Jika mengiginkan rona hangat maka yang digunakan adalah air berwarna kuning. Jika yang diinginkan kesan dingin maka air yang digunakan adalah warna biru. Dapat darimana warna air air itu? Bikin aja pakai sumba atau cat dicampur dengan air bersih. Gampang kaaan?

5 . Jenis Material bahan/ obyek

  • Dof. Bahan ini adalah bahan yang paling oke karena terkesan classy.
  • Glitter.
  • Shinny atau mengkilat. Untuk obyek ini pesan utamanya adalah jangan terkena sorotan cahaya secara langsung. Kemudian terkait dengan memotret obyek mengkilat ini ada pertanyaan bagus dari peserta: bagaiman tips supaya kamera atau kita sebagai fotografernya tidak ikut terfoto pada permukaan obyek yang mengkilat tersebut. Nah, tips praktisnya adalah dengan menggunakan studio mini. Studio mini bisa dibeli atau dibuat dari kardus bekas. Jadi kardus bekas sisi-sisi samping dan atasnya dihilangkan, kemudian ditempel difuser berupa kertas kalkir atau plastik kresek putih atau bahan lain yang sejenis. Memotretnya dari sisi atas. Jadi difuser di sisi atas diberi lubang kecil sebesar lensa kamera untuk memotret obyek. Arah cahaya dari samping kanan kiri, atas (jika memungkinkan) dan bawah (menggunakan meja kaca). Dengan demikian, obyek tidak akan memantulkan bentuk kamera dan pemotretnya.

6 . Komposisi foto

Obyek tidak selalu harus berada di tengah. Mas Denny malah menyarankan agar ketika memotret obyek, ada bagian-bagian yang masih tersembunyi sehingga menarik perhatian atau membuat penasaran. Tidak ada rumus pasti yang disebutkan oleh mas denny, bisa 100%, 75% atau 50% bagian obyek yang tampak pada foto. Seperti ini foto-foto di bawah ini:

strawberry-1-blogstrawberry-2-blogstrawberry-3-blog

Contohnya, foto pertama dengan komposisi foto 100%, foto kedua 75% dan yang terakhir dengan komposisi foto kurang lebih 50%. Mana foto yang menurutmu paling membuat pengen?

Penggunaan aksesoris juga dapat digunakan untuk menunjang estetika komposisi foto dan meningkatkan sisi emosional yang melihat foto. Pastikan aksesorisnya relevan ya… Misalnya obyek handuk, kelembutannya bisa ditonjolkan dengan adanya bayi yang tidur di atasnya. Atau cup cakes dan hiasan permen untuk foto produk makeup yang ditujukan ke anak-anak remaja, dimana makeupnya memang ada yang rasa permen. Jangan bedak bayi disandingkan sama pisau dapur. Kan jadi serem malah asosiasinya…

7 . Format

Untuk Instagram yang disarankan adalah square atau persegi. Namun, ketika mengambil foto bisa dengan horizontal atau vertikal kemudian d-crop persegi. Namun yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan cropping adalah bagian yang di-crop tidak boleh lebih dari 50%.

8 . Fokus

Teman-teman sering lihat foto obyek yang belakangnya ngeblur gitu kan ya? Dengan metode ini selain obyek menjadi lebih menonjol, foto jadi tampak dramatis. Namun perlu, jika digunakan sebagai foto etalase atau produk jualan, terkadang pembeli lebih menyukai foto yang minim editing. Karena untuk mendapatkan warna atau kondisi asli dari produknya. Perbedaan warna karena proses editing atau filter bisa mengurangi kepuasan pelanggan loooh…

9 . Sudut pengambilan

Ambil foto dari sebanyak-banyaknya sudut. Apalagi jika obyeknya banyak yang akan difoto. Beliau bilang jangan terlalu detail menata satu persatu. Tata secara bersamaan, kemudian ambil foto obyek satu persatu dalam tatanan tersebut dari sisi-sisi yang berbeda.

food-restaurant-camera-taking-photo-blog

Pengalaman yang Mas Denny ceritakan adalah ketika harus melakukan pemotretan untuk produk makanan yang sangat banyak. Beliau tata saja semua makanan yang harus difoto pada suatu meja. Kemudian mulai memotretnya satu per satu. Hal ini akan sangat menghemat waktu dan tetap mendapatkan hasil yang baik. Obyek lain bisa berguna sebagai background atau tampak seperti aksesoris yang memperkaya komposisi foto. Sebagai fotografer amatir, sering banget kan kita tergoda untuk menata, menggeser obyek setengah cm ke kanan, aksesorisnya 5 cm ke kiri, dengan harapan mendapat hasil optimal. Sebenarnya itu bisa didapat hanya dengan mengganti sudut pengambilan gambar.

10. Konsep

Last but not least, yang paling penting untuk dipikirin saat membuat foto yang instagramable adalah KONSEP. Konsep dalam hal ini Mas Denny menggaris bawahi tiga hal: 1) pesan yang ingin disampaikan 2) kesamaan persepsi antara fotografer, pemilik produk dan juga calon pembeli/ yang melihat foto dan 3) bagaimana memvisualisasikan pesan dan persepsi tersebut ke dalam sebuah foto.

before after

Lebih lanjut, foto atas adalah hasil jepretanku sebelum workshop (BEFORE), yang bawah adalah saat sesi latihan di workshop (AFTER). Uda keliatan ada perbedaan ya… Walaupun saya akui, masih harus belajar super banyak biar kaya Mas Denny. Hehehe…

Oiya, kalau kamu pengen juga ikutan acara-acara bermanfaat kaya gini kamu bisa gabung ke grup komunitas Indonesian Female Bloggers di Facebook kaya aku. Selain ilmu, dari komunitas ini saya sebagai member newbie di dunia blog juga ngerasa dapat support group. Every single personnya helpfuuuuuuuuuuuuul banget. Dari yang sesama newbie maupun yang uda senior. Mereka mau ditanya apa aja dan dengan senang hati share pengalaman mereka. Pokoknya sesuai banget dengan moto komunitas ini “Empowering Each Other”. Saya jadi tambah semangaattttttt!!!!

Selain itu, aku juga mau say thanks ke Covermark Indonesia yang uda bikin workshop gratis sekeren ini. Apresiasi banget buat kemurahan hati mereka. Di samping workshopnya bermanfaat, peserta juga dibawain oleh-oleh sampel beberapa produk. Yang paling kena di hati saya sih si produk Moisture Veil Lx, semacam foundation tapi bentuknya kaya bedak padat. Saya kan ga pernah make make up ya karena ngerasa ribet dan kantor juga ngizinin untuk bare face. Tapi setelah beberapa kali nyoba pemakaiannya praktis banget… Saya lagi nunggu review dan tutorial lebih lanjut ni dari temen-temen beauty blogger buat produk ini.

See you yak, semoga sharing tentang 10 tips fotografi untuk instagram dari Mas Denny ini bermanfaat buat kamu :) Thanks for reading!

Thanks for your support, artikel ini diapresiasi sebagai Covermark Blog Competition Winner:

covermark-blog-competition-winner

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Hamu dan Biji Bunga Matahari, Literasi Keuangan Anak

Review ASI Booster di Alfamart / Indomaret yang Enak Banget

Storytel, Aplikasi Audiobook Bikin Baca Buku Lebih Mudah Lebih Murah