Hai, Ibu Bahagia, Ber-easy-gembiralah!
Bahagia dan gembira. Secara umum biasanya kata “bahagia” dinilai memiliki taraf yang lebih tinggi dibandingkan dengan kata gembira. Walaupun sebenarnya intinya sama, keduanya tentang rasa puas dan emosi kesukacitaan. Bisa jadi dasar penilaian tersebut adalah karena 1) penyebab dan 2) natur dari “kebahagiaan” memang tampak lebih mulia daripada “kegembiraan”. Saya nggak belajar psikologi sih, namun kita pasti sudah sama-sama mahfum tentang hal-hal sebagai berikut:
- Kegembiraan merupakan ekspresi suka cita yang meluap ke luar, dimana orang yang berasa di sekitar orang yang sedang gembira akan merasakan aura kegembiraan tersebut. Sementara kebahagiaan sifatnya lebih ke “dalam” diri sendiri, menciptakan rasa damai dan rasa cukup.
- Kegembiraan disebabkan oleh hal-hal yang bersifat keduniawian atau objek-objek yang bersifat materi. Aktivitas yang bagus, makanan enak, suasana yang nyaman, humor, dll sering diasosiasikan sebagai penyebab kegembiraan. Sementara hal-hal yang bersifat spiritual atau perasaan “terhubung” dengan Tuhan atau dengan orang lain (biasanya yang kita sayangi) sering diasosiasikan sebagai penyebab rasa bahagia.
- Kegembiraan sifatnya lebih sesaat dibandingkan dengan kebahagiaan yang sifatnya lebih long lasting.
Setuju ga Nyonya-nyonya dengan pernyataan-pernyataan di atas? Setuju doooong, soalnya saya setuju nih #nyaritemen.
Saya setuju kalau kegembiraan itu lebih “rendah” tarafnya dibandingkan dengan kebahagiaan. Yaiya dong, secara material vs spiritual, temporary vs long lasting. Itu mah undebatable yak. Tapi saya tidak setuju kalau kegembiraan dianggap tidak penting.
Kegembiraan Itu (Nggak) Prioritas
Setuju ga Nyonya-nyonya dengan pernyataan kegembiraan itu penting?
Mmmmmm…. Penting ga ya? Penting sih, tapi ga prioritas. Gitu kan ya? Iya ngaku aja deh.
Buktinya, kadang kita sebagai ibu memilih mengesampingkan keinginan kita untuk memiliki aktivitas yang menggembirakan dengan berbagai alasan. Sibuk mengurus ini dan itu terutama. “Saya sudah cukup bahagia kok di rumah saja”. “Saya lebih bahagia, kalau melihat anak-anak saya senang, suami bangga karena rumah kinclong, etc”. Atau kadang merasa berdosa menikmati kegembiraan karena memikirkan pekerjaan rumah yang belum kelar. Saya pikir memang benar, jika ada pekerjaan yang harus dikerjakan ya memang harus dikerjakan. Namun pernahkah kita berpikir, kalau bisa ngerjain kerjaan lalu bergembira kenapa tidak? Kalau bisa dapat dua-duanya, kenapa tidak? #maruk
Tapi ternyata, tak hanya rasa bersalah yang menghalangi seorang ibu untuk “mencari kebahagiaan”. Musuh lain Ibu dalam memiliki aktivitas yang menggembirakan adalah: keterbatasan waktu. Kaya saya ni, yang baru punya bayi kecil. Waktu buat nyuci aja rasa-rasanya ga terkira lamanya. Cucian baju segunung! Kalo sampai ditunda-tunda, sampai tukang bubur naik haji pun ga bakalan kelar. Bahkan belum sempat tukang buburnya bikin paspor, cucian kloter satu juga belum diberangkatkan alias dijemur, eh anak bayi uda gumoh. Mati satu tumbuh seribu dah tu gunungan baju kotor. Yaudah lah, pasrah. Good bye aktivitas menggembirakanku, tenggelamlah engkau di saluran pembuangan…. #tekan tombol drain dalam hati. Flush flush….
Jadi, supaya ibu bisa gembira dan kerjaan tetap beres, manajemen kerjaan adalah koentji. Delegasikan yang bisa didelegasikan. Kalau memang ga bisa didelegasikan, maka cari cara tereektif dan efisien untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Misalnya masalah cucian baju. Detergen yang efektif membersihkan kotoran akan membuat pakaian bersih lebih cepat dengan tenaga yang lebih sedikit. Ingat iklan Attack Easy ga? Itu loh, yang ada ibu cantik nyuci sambil santai karena ada 10 tangan yang membantunya. Ya kira-kira begitulah maksud saya tentang cara ter-efektif dan efisien. Kebayang kan kalo ada bantuan dari 10 tangan, mencuci pasti akan lebih enteng, lebih cepat dan lebih bersih. Kerjaan cepat kelar, waktu pun bisa digunakan untuk melakukan aktivitas menggembirakan yang positif tentu saja.
Kegembiraan Itu Penting
Emang apa pentingnya kegembiraan sih? Why does happiness matter? Ni Nyaah, catet kuote bagus di bawah ini. Jarang-jarang loh nyonyamalas bijaksana. “Kegembiraan bukan hanya tentang perasaan yang menyenangkan lalu titik. Kegembiraan terbukti membuat kita menjadi lebih sehat, lebih produktif dan juga membuat kita menjadi pribagi yang lebih menyenangkan (bagi orang lain).”
Awalnya saya rada ga terlalu ngeh dengan issue ini. Sampai ketika penyusunan skripsi, teman dekat saya, Anggoro memilih tema kegembiraan. Tema yang absurb buat kami yang Fakultas Ekonomi, BUKAN Fakultas Psikologi. Waktu itu jurnal acuannya mendasari hipotesanya dengan suatu eksperimen. Gampangannya begini, berdasarkan cerita Anggoro (saya uda nyoba kontak untuk minta dikirimi email jurnalnya, tapi kontak dia ga aktif). Ada beberapa kelompok muda-mudi yang akan diuji dengan tes matematika tertentu secara terpisah. Satu kelompok sebelum tes, diberi tontonan video-video singkat yang lucu-lucu, yang bikin happy. Sementara kelompok lain diberi makanan enak kalau tidak salah. Kelompok lainnya tidak diberi stimulasi apa-apa. Guest what…. Kelompok-kelompok yang diberi stimulasi kegembiraan (video lucu atau makanan enak) menunjukkan hasil yang lebih baik. Menarik yak!
Menyempatkan waktu sejenak untuk bergembira akan membooster semangat dan pikiran kita dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Aktivitas yang Menggembirakan
Masing-masing orang pasti punya aktivitas menggembirakan ala-nya sendiri tergantung karakter dan preferensi. Kalau saya, karena saya tipe ambivert (nggak ekstrovert ga juga introvert) selain tenang menulis dan membaca, saya juga menyukai beberapa aktivitas fisik seperti senam. Kenapa saya suka senam? Karena seneng aja, rame-rame bareng temen goyang-goyang pake musik. Kadang dengan gerakan yang lucu, gerakan yang ga llucu aja kadang jadi lucu karena wagu. Hehehe… Olahraganya dapet, sosialisasinya dapet, ketawa-ketawanya dapet juga.
[Sp.] Kampanye Easy Gembira
Ga beda jauh dengan apa yang sudah saya jabarkan di atas tentang kegembiraan di tengah sibuknya aktivitas sebagai seorang ibu, PT KAO Indonesia (produsen Attack Easy yang iklan “mencuci dengan bantuan 10 tangan”-nya tadi kita bahas) memperkenalkan kampanye terbarunya, Easy Gerakan Mencuci Gembira atau “Easy Gembira”. Kampanye ini berupa kompetisi senam didukung serta melibatkan puluhan kelompok Ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
Tujuan kampanye ini yang pertama adalah untuk memperkenalkan kembali produk Attack Easy sebagai produk yang membantu para Ibu menyelesaikan pekerjaan mencuci dengan lebih efektif dan efisien. Jargonnya “1x tuang, 1x kucek, 1x bilas”. Nyuci jadi enteeeng! (nyanyi jingle) Selain itu, kampanye ini juga bertujuan menginspirasi para wanita agar dapat memanfaatkan waktu luang dengan menikmati kegiatan olahraga yang menggembirakan seperti senam Easy Gembira. Jumlah pesertanya menurut Indopos mencapai 4.000-an ibu-ibu loh. Banyak banget kan? Jadi terbukti kan, kalau dengan manajemen pekerjaan yang tepat dan tentunya juga produk yang tepat, para ibu pun sempat melakukan kegiatan menggembirakan. Kamu juga pasti bisa, Nyah!
Acaranya sudah dimulai dari awal Maret kemarin dan acara puncaknya adalah acara Big Bang Easy Gembira pada 9 April 2017, di Mall Artha Gading, Jakarta Utara. Dalam acara puncak ini akan hadir 40 kelompok senam pemenang kompetisi senam yang sebelumnya telah diselenggarakan. Selain itu, dalam acara Big Bang Easy Gembira tersebut akan hadir Liza Natalia, artis sekaligus instruktur senam profesional Indonesia yang akan menjadi juri kompetisi ini.
Untuk yang penasaran dengan kegiatan ini, atau buat yang mau ngecek apakah ada temen PKKnya yang terpilih masuk final Big Bang Easy Gembira, bisa cek langsung di FB fans page Easy Gembira. Buat yang pengen senamnya tapi ga sempet dateng di acaranya bisa senam bareng Liza Natalia sbb:
It’s Your Time!
Kembali mengutip kuote tentang pentingnya kegembiraan tadi: Kegembiraan bukan hanya tentang perasaan yang menyenangkan lalu titik. Kegembiraan terbukti membuat kita menjadi lebih sehat, lebih produktif dan juga membuat kita menjadi pribagi yang lebih menyenangkan (bagi orang lain). Jadi, menyelesaikan pekerjaan rumah dengan serius memang wajib. Namun bergembira sejenak bisa jadi membuat Nyonya lebih produktif serta lebih berhasil menyelesaikan pekerjaan rumah seluruhnya dalam jangka panjang. Buat Nyonya-nyonya yang mau sharing tentang aktivitas bergembira atau tentang pekerjaan rumahnya sehari-hari, boleh banget lho cerita di comment section.
Jadi intinya, Ibu bahagia, ber-easy-gembiralah!
[Sponsored Post]
Komentar
Posting Komentar