Me Time Singkat ala Ibu Rumah Tangga
Kepikiran untuk nulis tentang me-time versi nyonyamalas, setelah beberapa waktu lalu Ony ngisi question box di instagram stories. Tapi tentu saja, versi me-time saya belum tentu sesuai dengan kondisi teman-teman ya. Tapi saya harap, bisa kasih alternatif, siapa tahu para nyonyah belum punya kebisaan me-time atau sekedar mau nyobain me-time versi saya.
Kalau saya, mengartikan me-time sebagai quality time dengan diri sendiri. Literally sendiri, kalau saya. Atau serame-ramenya ya sama satu dua orang. Misal bareng suami, atau sama anak saya. Manfaatnya buat saya cenderung ke 1) mengistirahatkan pikiran atau 2) menata pikiran.
Kalau cara dan lama waktunya bervariasi tergantung kondisi; tergantung keruwetan pikiran tapi juga tergantung ketersediaan kesempatan juga.
Kita sama-sama tahu ya, kadang setelah jadi ibu, tanpa asisten, nyari waktu buat sendiri tu tantangan tersendiri. Kadang mau boker aja, diintili anak sampai kamar mandi. Kadang ikut ditongkrongin. Hahahaha….
Jadi saya sendiri bisanya me time ya cuma kalau anak tidur, anak main sendiri atau kalau sedang ada suami.
Khususon pas anak main sendiri saya punya tips, gimana supaya bisa me-time dengan tenang:
- Kondisikan tempat bermainnya aman, jangan ada benda-benda berbahaya, atau yang mungkin rubuh kalau dipanjat.
- Sediakan makanan ringan atau minuman di dekat dia bermain.
- Pastikan mainannya tidak beracun dan tidak bikin tersedak (contoh: saya tidak akan memberikan waterbeads tanpa pengawasan, soalnya sering dikira boba, mau dimakan terus).
Hal yang paling sering saya lakukan untuk me-time di rumah adalah:
- Mandi, luluran, rendam kaki.
- Maskeran.
- Tiduran sambil pasang aromaterapi.
- Bikin corat coretan, nulis atau ngeblog.
- Baca buku.
- Nyanyi nyanyi sendiri.
Related Post: Tentang Membagi Waktu saat Long Distance
Pagi-pagi sebelum Gayatri bangun, saya juga suka ngobrolin sesuatu sama suami. Itu me-time juga buat saya, karena ngobrol sama suami cukup reflektif buat saya. Jadi clear gitu pikiran. Walaupun sebenarnya saya sadar kalau tidak vice versa. Hihihi….
Kami beda karakter sebenarnya, me-time versi suami lebih ke seseruan rame-ramean gitu, beda sama versi me-time saya yang kalem.
Itu me-time yang sehari-hari ya…. Yang biasa saya lakukan tanpa meninggalkan rumah. Kalau sedang pengen keluar rumah, saya suka makan di tempat yang bukan mall, sesederhana angkringan atau Indomaret point gitu aja saya suka, tapi ke cafee tertentu saya juga nggak nolak. Ke kampus-kampus liatin mahasiswa hilir mudik, juga saya seneng, wkwkwk, atau kalau di Surabaya, nongkrong di ruang terbuka yang pohonnya tinggi-tinggi, atau berenang. Sendiri atau kalau engga ya bareng suami atau Gayatri.
Oiya, ada satu hal yang aneh, yang saya dan suami suka lakukan: naik kendaraan umum tanpa tujuan. Itu nggak tahu kenapa juga bisa jadi tempat ngalamun yang menyenangkan. Tapi yang terakhir ini sudah susah dilakukan, soalnya harus nentengin Gayatri. Hahahaha….
Tapi saya sendiri juga tidak menjadikan me-time sebagai sesuatu yang harus istimewa. Sederhana dan singkat tapi memang rutin saya lakukan, biar balance dan fokus.
Dulu, awal menjadi ibu baru, kadang ada rasa bersalah gitu ninggalin anak kelop kelop sendiri, bahkan cuma buat mandi atau makan. Tapi saya sadar, anak saya nggak akan jadi kurang kasih sayang, wong ya ditinggal nggak sampai sejam. Tapi dampaknya buat saya luar biasa re-chargenya.
Dan saya merasa, jadi ibu yang lebih sabar, kalau pikiran saya rileks dan happy. Jadi berdampak yang baik juga ke anak, imho.
Gimana kalau temen-temen?
Buat temen-temen yang mau baca me-time versi lain bisa juga baca punya Bu Bidan Ony Christy di blognya Kriwilife yaaa!
Komentar
Posting Komentar