7 Cara Agar Anak Senang Membaca
Pas Maudy Ayunda diwawancara oleh Najwa Shihab terkait letter of acceptance-nya di dua kampus bergengsi dunia, ada jawaban yang menarik banget buat saya. Yaitu tentang bagaimana Maudy menghabiskan masa kecilnya: dengan buku, dan tentang bagaimana orang tuanya meng-encourage Maudy untuk senang membaca. Saya jadi nostalgia dengan masa kecil saya, #BerasaMiripMaudy ehehehe….
Orang tua saya pun demikian. Kami, tiga bersaudara, bisa dibilang kutu buku ya. Dan saat saya beranjak dewasa, kebiasaan senang membaca tersebut terasa sekali manfaatnya. Bagi anak-anak pun, berdasar beberapa sumber, menyatakan bahwa membaca, baik untuk anak.
Salah satu manfaat membaca yang paling penting adalah untukmenstimulasi kecerdasan anak. Manfaat lainnya adalah membantu anak untuk berkonsentrasi.Ketika anak membaca ia belajar untuk fokus menyelesaikan bacaannya. Membacajuga bermanfaat untuk menambah kosakata. Semakin banyak kosakata yangdiketahui, kita akan dapat menyampaikan hal melalui tulisan atau ujaran denganbaik.
So, saya belajar untuk menerapkan beberapa hal, yangkebetulan orang tua saya lakukan di rumah (terkait membaca) pada anak kami….
1 . Jangan memaksa
Membaca adalah kegiatan yang dikondisikan terjadi, bukan kegiatan yang dipaksakan terjadi. Ketika melihat orang tua saya gemar membaca, senang membicarakan buku bagus, tak ayal kami pun melihat bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan.
Demikian pula saya dengan Gayatri. Saat pertama kali memperkenalkannya dengan buku, saat itu usianya baru beberapa bulan, saya berpura-pura “bermain” dengan bukunya terlebih dahulu. Baru dia mendekat, dan ikutan bermain. Buku pertamanya adalah soft book. Jadi mungkin memang lebih pas disebut bermain ya, daripada membaca. Namun mulai dari situlah, saya berusaha membuat Gayatri akrab dengan buku.
Memaksa anak untuk membaca, dalam kacamata saya, akanmembuat anak merasa terbebani. Alih-alih senang membaca, anak justru membencimembaca. Kawatirnya begitu ya….
2 . Jadikan kegiatan rutin
Kebiasaan terbentuk dari rutinitas. Karena Mama Papa sayakeduanya bekerja dari pagi sampai sore, saat kecil kami biasa dibacakan bukusaat menjelang tidur atau saat hari libur.
Beberapa waktu sekali, kami pun diajak ke toko buku. Kadangtoko buku di gang depan rumah. Kadang di toko buku bekas di pasar. Saya tidakmenyangka juga sebenarnya kalau hal-hal sederhana ini begitu membekas dalamingatan saya. Bahkan sama membekasnya dengan ingatan saya diajak ke tamanbermain atau hal-hal lain yang lebih luar biasa.
Demikian pun, kami coba lakukan pada Gayatri. Bahkan, sakingseringnya saya bolak balik ke toko buku, saya juga jadi jualan buku anak loh. Buatyang sering mengikuti akun Instagram saya pasti tahu ya…. Hihihi…. Semogakebiasaan ini pun akan dia kenang, dan menjadi pondasi bagi kecintaannya padabuku dan membaca.
3 . Kelilingi dengan buku
Seperti yang saya ceritakan di awal, pertama kali saya mengenalkan buku adalah dengan softbook saat usianya baru beberapa bulan. Kemudian beranjak besar, kami pun mengenalkannya dengan buku yang berisi gambar kongkret tunggal, due to keterbatasan kemampuan visual anak menangkap gambar dan konsentrasi.
Beranjak semakin besar, kami baru mengenalkannya pada bukuilustrasi. Dan, akhir-akhir ini mulai mengenalkannya pada buku ilustrasi yanglebih kompleks dengan beberapa kalimat singkat di bawah gambar.
Semakin besar, menurut hemat saya, perlu mengenalkan anak denganberbagai bacaan menarik, seperti buku bergambar, novel, komik, atau biografi.Tujuannya adalah agar anak tahu bahwa ada beragam jenis bacaan yang dapatdinikmati. Biasanya, anak menyukai jenis buku tertentu yang membuatnya betahberlama-lama dengan bukunya.
Tidak perlu buku mahal. Buku favorit saya untuk Gayatri (2,5tahun) adalah Ensiklopedia Pertamaku terbitan BIP Gramedia, hanya Rp 25.000,00.Gambarnya cukup bagus, dan isinya pun edukatif. Mengingat orang tua saya pun,kadang membelikan saya buku bekas. Kadang kami juga menikmati bundelan majalah lama,disamping juga berlangganan Bobo.
Disesuaikan saja dengan kondisi masing-masing. Yang lebihpenting lagi adalah membelikan buku yang sesuai dengan usia dan kesukaan sikecil. Dengan begitu anak akan lebih semangat membaca buku favoritnya.
4 . Be Creative
Dalam hal ini Papa saya punya teladan yang bagus. Beliausangat cakap dalam mendongeng. Menyenangkan sekali mendengarkan beliaumenceritakan tentang, Dani si Manusia Air (diadaptasi dari berita di majalahBobo), tentang Donald Bebek, ataupun Oki dan Nirmala. Semua terasa hidup, karenakreativitas beliau dan ekspresi beliau saat membacakan buku atau majalah.
Kami yang awalnya belum bisa membaca pun, jadi gemas. Rasa-rasanya itulah, yang membuat kami bertiga, bisa membaca sendiri dalam usia yang cukup muda. Karena kami ingin segera bisa membaca sendiri. Tidak perlu harus menunggu Papa pulang kerja.
Oiya, Nyonyah juga bisa mengunakan property, seperti boneka, atau jari-jari tangan. Bisa juga dengan mengikutsertakan benda terkait yang konkret (seperti daun, batu, miniatur hewan) saat membahas buku terkait. Dengan begitu, anak akan tertarik untuk mulai membaca dan tidak akan merasa bosan.
5 . Barengi dengan latihan menulis.
Membaca merupakan proses belajar visual, yang artinya anakmengenali bentuk alfabet yang ada di tulisan. Untuk anak yang lebih besardaripada Gayatri, untuk mempercepat proses belajar membaca, orang tua dapatmenggabungkan dengan latihan menulis loh. Hasilnya, anak akan lebih cepatmenghafal huruf dan cara menyebutkannya.
Hal ini pun saya lakukan pada Gayatri, namun denganpendekatan yang lebih sesuai dengan usianya. Saya mengenalkannya huruf saatbermain play dough. Jadi cetakan yang digunakan berbentuk angka dan huruf.Memang tak saklek mengajarinya, namun sesekali kami menyebutkan jika bentuk panjanglurus ini adalah huruf I. Yang bersilangan adalah X. Yang bulat seperti donatadalah O. Tanpa ekspektasi yang berlebihan.
Saya senang sekali saat membaca buku, ternyata kemudian Gayatri excited saat menemukan deretan huruf yang ada “donat”nya sambal berteriak “Ini O, ini O.” Ahahaha….
Sejak saat itu, jika saya membacakan buku padanya, jari saya akan sambil menuding huruf demi huruf (tanpa mengeja). Agar her absorbent mind bisa mengenali kalau deretan simbol di bawah gambar itu adalah huruf, bisa dibaca dan memiliki makna. Berharap dengan demikian, dia nantinya akan termotivasi untuk belajar membaca sendiri.
6 . Selingi dengan audio book
Jaman saya masih kecil dulu, memang belum ada audiobook dalam format MP3 seperti sekarang ya. Dulu berbentuknya kaset. Ada yang familiar? Saya dulu pernah mendengarkan audiobook versi kaset dalam bentuk dongeng. Jadi semacam drama radio gitu kali ya…. Tentang Raksasa dan Air Kehidupan, duh itu mendebarkan banget ya….
Poin ini belum pernah saya praktikkan ke Gayatri, namun rencananyaakan diucicoba saat dia lebih besar. Sepertinya mendengarkan penulis membacalangsung tulisannya dengan dramatisasi akan membantu proses belajar membacadengan intonasi yang sesuai.
7 . Mengikuti kegiatan seru
Dulu saya dan adik pertama saya sering sekali mengikuti kegiatan semacam “sekolah liburan”. Semacam pesantren kilat gitu. Tapi isinya kegiatan-kegiatan non formal yang di akhir kegiatan ada perkemahannya. Mungkin mirip-mirip Summer Camp ya kalau di Amrik. Manfaat yang kami rasakan adalah kemandirian tentunya ya…. Dan manfaat lain sesuai dengan tema summer camp-nya, seperti membaca dan menulis!
Terkait poin ini nanti akan saya bahas lebih lanjut contoh kegiatannya di akhir artikel ya, tentang Holiday Academy yang dilakukan oleh English First.
Demikian 7 cara agar anak senang membaca. Ketujuh-tujuhnyapernah saya nikmati saat saya masih anak-anak dan kerasa banget efektif membuatsaya dan adik-adik saya gemar membaca sampai tua. Sebagai orang tua pun, ditengah tantangan dunia digital instan, bagaimanapun kami juga berusaha supayaanak-anak tetap gemar membaca sumber yang sahih. Supaya manfaat yang sayasampaikan di awal artikel tadi bisa tercapai. Aamiin ya Buk Ibuuuukkkkk…..
Oiya, selain 7 tips di atas, saya juga mau kasih infotentang kegiatan summer camp yang diadakan oleh English First sebagai berikut.Semoga infonya bermanfaat yaaa!
Holiday Academy (English First)
Menjelang liburan ini, English First via EF English Centerfor Kid and Teens merancang program HolidayAcademy. Kegiatan yang durasinya antara seminggu s.d. empat minggu yangdirancang sebagai kegiatan edukatif yang fun buat anak. Jadi anak bisa tetep seru-seruanliburan dengan teman baru sambil belajar menulis, membaca, story telling ataubahkan public speaking. Tergantung pilihan program yang diambil.
Berikut aku infokan programnya ya….
Membaca dan Menulis
Untuk si kecil yang memiliki minat di bidang menulis danmembaca, Holiday Academy memiliki dua program yaitu Reading Science (untuk anak usia 9-13 tahun) dan Writer’s Guild (untuk anak usia 11-13tahun). Kedua program ini dirancang untuk mengasah kemampuan memahami teks danmembuat berbagai macam tulisan. Tak ketinggalan kegiatan eksperimen yang mengasah kemampuan percakapan anak.
Bercerita dan Public Speaking
Si kecil senang bercerita dan tampil di depan umum? Holiday Academy memiliki tiga program yaitu Storytellers (untuk anak usia 3-7 tahun), Phonics (untuk anak usia 4-7 tahun), dan On Stage (untuk anak usia 9-17 tahun) merupakan program yang dapat mengasah kemampuan anak dalam mendengar, membaca, berbicara sekaligus meningkatkan kepercayaan dirinya melalui bermain peran.
Program Holiday Academy ini memiliki durasi program yang bervariasi, mulai dari 1 hingga 4 minggu. Untuk pendaftaran dan informasi Holiday Academy, kunjungi EF.ID/holidaywow dan dapatkan harga spesial. Jika Moms ingin si buah hati mendapatkan pengalaman seru belajar bahasa Inggris yang lebih lama, Moms dapat mengunjungi EF.ID/diskonmeriah untuk pendaftaran kelas reguler EF dan dapatkan diskon terbatas hingga Rp 2,45 juta beserta merchandise eksklusif! #AkuBisa jago Inggris dengan seru di EF.
Sekian sharing kali ini! Salam sayaaaaaaang!
Komentar
Posting Komentar