Pengalaman Traveling, Perjalanan Darat Bareng Bayi Menggunakan Mobil
Di tahun lalu saya sempat menuliskan beberapa artikel tentang traveling bareng Gayatri naik pesawat. Hampir setengah lusin kali ya artikelnya, beranak pinak. Kemarin di pertengahan bulan Februari kami sempat melakukan traveling lagi. Berbeda dengan perjalanan-perjalanan sebelumnya, kali ini kami menggunaan kendaraan darat pribadi. Perjalanan yang kami lalui yaitu Surabaya – Pati, sekitar 5-6 jam perjalanan darat normal.
Kesalahan
Karena sudah sering melakukan perjalanan bareng bayi, kami berdua jadi agak “ngampangke”. Hal ini terlihat terutama di bagaimana kami packing. Ya, namanya bawa kendaraan sendiri, asumsi kami bakal lebih gampang. No limit bagasi, nggak harus dipak rapi, bisa nanti-nanti nyusul masukin ke mobil. Nggak kayak naik pesawat. Begitu pikiran kami saat itu.
Related Post: Pengalaman Membawa Bayi Naik Pesawat
Hingga di hari H, kami belum kelar packing dong. Harusnya berangkat jam 8 molor ke jam 9 karena masukin barang-barang yang masih kececer. Tapi saat itu kami masih santai lo Nyah, soalnya yahhhh perjalanan darat bareng bayi kan pasti lebih remeh lah ya daripada perjalanan udara.
Sok banget yak?
Tapi ternyata kami salah. Perjalanan udara nggak lebih berat daripada perjalanan darat. Perjalanan darat nggak lebih mudah daripada perjalanan udara. Masing-masing memiliki karakteristik dan tantangannya masing-masing.
Unexpected Things Happened
Semua berjalan mulus, pada awalnya. Gayatri duduk manis sambil babling-babling (meracau khas bayi) ngeliatin kendaraan lewat. Cemilan dan minuman pun dia kudap dengan bahagia.
Mulai beranjak siang, Gayatri mulai bosan. Mainan setir mobil dan bunyi-bunyian diabaikan. Mulai pethakilan. Akrobatik di dalam mobil. Alhasil dia pusing dan muntah.
Bayi muntah mah biasa ya, tinggal ganti baju. Baju gantinya juga sudah tersimpan rapi di diaper bag. Hanya saja ada satu hal yang tidak kami antisipasi: muntahannya kena baju saya.
Baju sebelum dimuntahin bocah: kaos menyusui motif kembang-kembang.
Berikut adalah hal-hal yang tidak saya prediksikan terjadi, tapi terjadi, hahahaha…. #ketawamiris.
muntah kena baju ibu
Dan saya tidak menyiapkan baju ganti di diaperbagnya Gayatri. Semua baju saya terlipat manis di koper di bagasi. Tumpukan paling bawah pula. Ngakak dah.
pupup
Satu lagi perbedaan perjalanan darat dengan perjalanan udara. Kalau naik pesawat, penumpang dimanjakan dengan adanya nursing room yang memadai (mungkin kecuali bandara Juanda ya, grrrr). Jadi saat Gayatri pup di mobil, saya rada bingung. Mau gantiin popok di mobil apa nyari SPBU. Kami memilih SPBU.
Jangan bayangkan SPBUnya sama dengan di kota-kota besar ya. Hihihi…. Ini SPBU terdekat yang kami dapat kebetulan kurang sip. Tapi lumayanlah buat bersih-bersih. Pastikan bawa air mineral buat cebok ya. Just in case airnya nggak memenuhi ekspektasi.
popok ketinggalan
Gaswatnya pas ganti popok itu kami baru sadar kalaaaauuuuuu satu pak diapers andalan Gayatri ketinggalan di ruang tamu. Ga kececer masuk ke bagasi.
Mau kesel, tapi ya salah sendiri nunda-nunda packing. Hahaha…. Jadilah di tengah perjalanan kami hunting popok. Dengan kondisi Gayatri nggak pake popok.
Deg degan asli! Takut keompolan.
Syukurlah 300m berikutnya kami ketemu Mart bersaudara.
Related post: “Senjata” supaya nyaman menyusui saat perjalanan.
perjalanan molor menjadi hampir 9 jam
Karena harus beresin muntahan, lalu bongkar bagasi, ambil baju ganti saya. Lalu hunting diapers. Ditambah waktu makan siang yang agak lama. Akhirnya kami telat sampai ke rumah Mbah Akung dan Uti. Perjalanan yang normalnya 5-6 jam jadi 9 jam. Tapi syukurnya semuanya masih dalam kondisi sehat dan happy. Gayatri juga masih happy walaupun agak sedikit bosan.
Beginilah kira-kira rute perjalanan darat bareng bayi kami. Hehehe….
Lesson Learn
1 . Packing
Packing harus dilakukan minimal di malam sebelum hari keberangkatan. Jangan lupa membuat cek list barang, supaya tidak ada yang tertinggal. Barang apa sajakah yang harus dibawa saat traveling bersama bayi dengan perjalanan darat (mobil pribadi)?
Saya menyarankan setidaknya membawa dua tas kecil sebagai tas yang siap sedia dan terpisah dengan bagasi, mainan dan bagasi it sendiri. Rinciannya adalah sbb:
1) Tas kecil pertama.
Tas kecil pertama ini adalah diaper bag bayi. Isinya: 1 stel pakaian ganti, 3 pcs diapers, snack, makanan, minuman, obat-obatan, termometer, tisu basah, peralatan mandi bayi (krim/ lotion – kalau saya pakai liquid talc, sabun, shampo, minyak telon, sikat gigi), tisu basah, tisu kering.
2) Tas kecil kedua adalah perlengkapan/ bekal orang tua.
Tas kecil kedua adalah peralatan on the go-nya orang tua. Isinya: pakaian ganti, handuk kecil (bisa dipakai barengan bayi), obat-obatan, charger, power bank, dompet, modem.
3) Mainan.
Saya bawa dua mainan: 1) woble todle ELC mainan yang multifungsi gitu, reviewnya di sini, saya copot setirnya saja untuk mainan di mobil dan badan mainannya ditaruh di bagasi, 2) building block untuk mainan di lokasi liburan.
4) Bagasi.
Menghitung jumlah bawaan yang akan dibawa saat liburan memang tricky ya. Tapi yang pasti sesuaikan dengan lama liburannya. Misal:
- Jumlah pakaian bayi: 2 stel baju harian kali jumlah hari + baju cadangan sebanyak 3 buah + baju untuk bepergian sebanyak 2 buah.
- Jumlah popok minimal: 5 per hari kali 2 hari = 10 pcs. Saya hanya mengalikan dua dengan asumsi akan membeli diapers di lokasi liburan. Namun, jika di lokasi liburan diasumsikan sulit mencari minimarket, better bawa sebanyak 5 per hari kali jumlah hari libur + cadangan sebanyak 3 pcs.
2 . Car Seat
Biasakan anak menggunakan car seat. Karena lebih aman dan nyaman untuk semua penghuni mobil.
3 . Hati yang Gembira
Hati yang gembira adalah obat! Petuah ini juga berlaku di dalam perjalanan. Klau hati kita gembira menjalaninya, semua akan terasa menyenangkan kok. Seperti traveling kami yang molornya alamak pun bisa terasa piknik tambahan. Hahaha…. Hal ini terutama buat Ibu ya, yang kadang lebih perfeksionis, jadi kalau ada apa-apa yang kurang pas, sering jadi bad mood. Ayooo, cheer up! Soalnya kalau Ibunya bad mood biasanya bayi/ anak bakalan ketularan tuh.
Baju habis dimuntahin bocah: blus abu-abu. Wkwkwkwk….
4 . Be flexible!
Yah, namanya juga bawa bayi ya…. Kadang memang diperlukan beberapa improvisasi. Terutama kalau kondisi di jalan menyangkut kesehatan bayi ya. Keselamatan tetap nomor satu.
Demikin sharing kali ini, hehehe…. Sering banget ya saya sharing kesalahan atau trial dan error, ya habisnya emang sering error sik. -.-” tapi semoga keerroran kami bisa jadi pelajaran yang berharga dan bermanfaat buat Nyonyah-nyonyah semua yaaa…. Trus kalau Nyonyah punya tips/ lesson learn yang pernah dialami boleh lo diceritain di comment section.
Terimakasih sudah mampir, salam sayang selalu….
Komentar
Posting Komentar