Arti Nama Gayatri, Nama Bayi Perempuan
Nama bayi perempuan “Gayatri” akhir-akhir ini jadi beken ya, gara-gara cucu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono diberi nama ini. Saya jadi sering dicolek colek sama temen, eh nama cucunya SBY sama ama anakmu. Suami saya cuma komen, “Ih, Ibas nggak kreatif banget sih”. Hahaha…. Songong, padahal kami juga mengetahui arti nama Gayatri juga dari nama orang lain.
Ya, nama orang lain. Adalah Gayatri Sri Rajapatni, putri Majapahit. Dialah tokoh yang menjadi inspirasi nama anak perempuan pertama kami. Gaya banget yak, namanya ada Gaya-gayanya, literaly GAYA loh!
Btw, nama anaknya Ibas Gayatri juga, tapi panggilannya Gaia. CMIIW. Gaia yaa bukan Gaya. itu totally different! #apasi sayaaaaa, hahahaha….
Arti kata Gayatri sendiri berarti memiliki banyak kelebihan. Sesuai namanya, Beliau memang memiliki banyak kelebihan. Namun bukan itu yang paling memesona dari diri Gayatri Sri Rajapatni bagi kami. Yang paling memesona adalah jalan hidup dan pilihan yang dia ambil. Seharusnya bisa menjadi raja namun memilih menjadi biksu.
Saking terpesonanya dengan kepribadian dan karakter yang dia miliki kami memilih nama Gayatri, teriring doa semoga anak kami meneladani yang baik-baik dari beliau.
1 . Dia tau apa yang menjadi panggilan hidupnya dan menghidupinya.
Karena nama Gayatri sendiri tidak seterkenal tokoh Majapahit lain, saya pengen ngomongin tentang siapa sih dia dengan sedikit lebih detail. Karena ngomongnya rada sejarah yang mana bukan keahlian saya banget, mohon koreksi kalau ada salah-salah yak.
Once a time a go….
Hiduplah seorang Gayatri yang disebut disebut Rajapatni. Rajapatni artinya adalah pemimpin para istri utama Raja Majapahit atau bisa juga disebut istri kesayangan Raden Wijaya. Sementara prameswari (istri yang berusia paling sepuh, CMIIW) Raja saat itu adalah Tribhuaneswari. Seperti kita tahu bersama-sama, Raja jaman dulu biasa memiliki istri lebih dari satu. —–> ini saya nggak berharap Dedek Gayatri (anak saya yang bukan Rajapatni) akan mengalaminya sih.
Setelah Raden Wijaya wafat, tahta turun kepada Jayanegara putra Wijaya dengan Tribhuneswari. Setelah Jayanegara wafat dalam intrik politik, ada yang berpendapat bahwa tahta kemudian turun kepada Gayatri Sri Rajapatni, sebagai istri utama raja pendahulu.
Namun, apakah kemudian Gayatri menjadi raja? Tidak. Beliau memilih menjadi seorang biksuni Budhist. Dan kemudian menyerahkan tahta kepada Tribhuwanadewi putrinya. Sampai di sini, tentu nama Tribhuwanadewi sudah familiar yak? Saya akan stop di sini cerita sejarahnya.
Saya kagum loh. Gayatri menolak menjadi raja dan memilih tetap menjadi biksuni.
Bukan berarti menjadi pemuka agama lebih mulia dari pada menjadi pemimpin bangsa ya. Saya meyakini masing-masing orang Tuhan beri panggilan hidupnya masing-masing. Yang masing-masing itu spesial, tidak ada yang lebih mulia dibandingkan yang lain.
Namun banyak orang yang kesulitan setia pada panggilan hidupnya karena ketakutan atau tertarik dengan kekuasaan. Hal tersebut yang saya kagumi dari Gayatri Sri Rajapatni.
Saya berharap Gayatri, anak kami pun demikian. Mampu mengenali dan menghidupi panggilan hidupnya dengan tulus. Being the best version of her self. Bukan versi orang lain, atau yang populer semata. Kami berdoa biarlah Tuhan yang menolong kami membimbingnya.
2. Menolong banyak orang menjadi the best vesion of them selves.
Trus lagi ya, menurut buku Gayatri Rajapatni karya Earl Drake, dinyatakan bahwa Gayatri adalah seorang mentor bagi Gajah Mada, Hayam Wuruk dan Tribhuwanadewi. Tiga tokoh besar dunia persilatan sekaligus! Memang tidak bisa dibilang jika ketiga tokoh tersebut adalah tokoh yang sempurna. Dengan segala hormat pada penduduk Jawa Barat, saya ingin menyoroti hanya tentang bagaimana ketiga tokoh tersebut berhasil membangun kejayaan Majapahit. Dan terutama pada peranan Gayatri di balik panggung kepemimpinan mereka.
Makin keren kan, dia di mata saya….
Pertama dia tak hanya bisa being the best version of her self. Kemudian dia pun bisa menolong banyak orang menjadi the best vesion of them selves. Atau setidaknya menjadi orang yang menolong orang lain menjadi dirinya yang lebih baik.
Hampir 10 tahun kerja di training center buat bos bos, membuat saya memahami pentingnya seorang mentor bagi seorang pemimpin. Namun juga memahami sulitnya menjadi mentor yang baik bagi seorang pemimpin. Gayatri Sri Rajapatni pastilah seorang yang memiliki hati yang bijak, kepekaan perasaan, namun sekaligus otak yang cerdik jika sampai bisa “mementori” tokoh-tokoh besar Majapahit.
Berharap banget Gayatri anak saya pun bisa demikian. Diberkati dan kemudian juga menjadi berkat bagi orang lain. Amin…. Kayanya harapan semua orang tua yak? Hehehe….
Apalah arti sebuah nama….
Prosesi pemberian nama sendiri kadang nggak semudah yang dibayangkan yak. Karena biasanya pasa simbah pengen turut sumbang nama. Itu juga yang terjadi pada kami. Pertanyaan yang diajukan adalah, “Kok namanya nggak ada alkitab-alkitabnya?”. Hehehe….
Sebenernya saya menyiapkan nama Priskila untuk anak saya. Sifat Priskila dalam alkitab mirip-mirip dengan Gayatri Sri Rajapatni. Namun, di perjalanannya saya dan suami akhirnya memilih nama Gayatri.
Kata Pakdhe Shakespeare, mawar akan tetap wangi walaupun namanya bukan mawar. Enel uga sih…. Tapi sebagai orang tua tentu pengen memberi nama yang baik yak, supaya jadi doa juga bagi anak. Saya yakin Ibas juga punya alasan khusus saat memberi nama Gayatri bagi putrinya. Entah alasannya sama dengan kami atau tidak, namun saya yakin pasti inginnya yang baik-baik lah ya.
Gimana pendapat Nyonya? Apakah punya alasan khusus saat memberi nama putra/ putrinya? Sharing yuuuk di comment section :)
Komentar
Posting Komentar