8-si Sukses Menyusui dengan ASI

Blogpost kali ini bukan tentang kisah saya yang sukses menyusui dengan ASI. Sebaliknya, saya malah gagal total mengASI ekslusif. Pada minggu pertama kelahiran anak pertama saya, dia sudah harus minum susu formula dan juga ASI donor (mohon jangan dihujat dulu, saya akan ceritakan lengkapnya di bawah). Dari pengalaman kegagalan saya itu, saya jadi punya beberapa pelajaran penting yang ingin saya bagi, agar nyonya-nyonya lain bisa sukses menyusui dengan ASI ekslusif sampai enam bulan. Amin….

Saya dan putri saya, Gayatri Aristya Sandi, sejak hari pertama bertemu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI. Prosedur Inisiasi Menyusui Dini telah dilaksanakan dan berhasil. Namun bayi Gayatri masih tidak dapat menyusu dengan optimal. Awalnya, saya pikir hal tersebut karena kami berdua belum menemukan posisi yang tepat dalam kegiatan susu menyusu ini. Hal yang terlambat saya ketahui adalah putri saya tersebut ternyata tongue tie. Tali lidahnya menonjol sehingga lidahnya tidak dapat melekat pada puting payudara saya dan menghisap ASI dengan baik. Kondisi ini baru saya ketahui di hari ke-empat. Cukup terlambat, sehingga bayi Gayatri sudah terlanjur mengalami kuning karena tingkat bilirubinnya meningkat dan juga mengalami demam karena adanya infeksi yang tak dapat dilawan tubuhnya. Dari sinilah drama ASI (tidak) ekslusif dimulai.

Karena kondisi bilirubin dan deman yang dideritanya, Bayi Gayatri dirujuk dokter spesialis anak ke Rumah Sakit untuk rawat inap. Yang pertama terlintas dalam benak saya saat itu adalah stok ASI. Ruang perinatal untuk bayi sakit di RS tsb tidak menyediakan ruang inap untuk orang tua. Sementara saat itu adalah hari ketiga bayi saya lahir, dan saya sama sekali belum memiliki stok ASI. Kebutuhan ASI untuk bayi baru lahir menurut perawat jaga saat itu adalah 30 ml sekali minum per dua/tiga jam. Bayi saya masuk RS jam 10 malam dengan posisi disusui terakhir dalam kondisi tongue tie pada pukul 9 malam. Setidaknya berarti saya harus menyediakan 90-150 ml ASI agar ransumnya aman sampai pagi ketika saya tinggalkan.

ASI

Pilihan pertama yang terlintas adalah memerah ASI. Bersyukur saat itu kami sudah membeli breast pumping, yang ternyata meringankan beban sekali saat tubuh lelah dan harus memerah ASI. Namun ternyata pumping selama beberapa jam hanya menghasilkan 10 ml ASI. Rupanya hanya seperti genangan cairan putih kekuningan di dasar botol. Kondisi puting lecet, ditambah minimnya stimulasi dari bayi dan juga tegang karena tekanan harus ninggal bayi di RS sepertinya membuat ASI saya macet. Hiks…. Sedih sekali saya saat itu. Menyadari ASI saya sepertinya akan kurang saya broadcast message ke teman-teman untuk meminta donor ASI.

Pilihan kedua adalah mencari donor ASI. Ketika 10 ml ASI saya diantarkan ke RS oleh suami saya, saya masih terus memompa di rumah, dan sekaligus menerima respons terkait donor ASI dari teman-teman. Syukur kepada Tuhan, beberapa merespons. Namun jarak calon pendonor cukup jauh dan saat itu telah hampir tengah malam, jadwal sementara jadwal minum susu dedek berikutnya adalah pukul 1 pagi. Saya saat itu sudah hopeless dan mengirimkan pesan pada suami untuk menandatangani pernyataan izin pemberian sufor. *krayyyy.

Pilihan ketiga adalah memberikan susu formula. Panjang sudah perdebatan tentang pemberian sufor dan ASI di usia newborn. Namun, saya menginsyafi, saat itu that the best choice over the worse.

Sekitar tengah malam, saya mendapat respon dari temannya teman, ada donor berlokasi di Ciledug. Relatif dekat dengan rumah kami, kurang lebih setengah sampai satu jam waktu tempuh perjalanan. Saya langsung pesan gocar untuk menyusul suami ke RS dan kemudian berdua menuju rumah donor tersebut. Menjemput ASI. Pukul satu saya sampai di rumah donor, ingin rasanya saya memeluk perempuan yang belum saya kenal tersebut. Tapi takut awkward. Semoga mbak-nya tahu betapa saya berterimakasih, walaupun mungkin wajah saya tetap cengengesan dan terlihat santayyy, tapi sebenarnya saya nahan nangis terharu mbaaaaakkkk….

Saya dan Tuan Besar sampai di RS terlambat, bayi Gayatri sudah diberi sufor. Perawat jaga terlihat sangat menyesal, namun kami tidak. Kami memang sedih karena tidak bisa menyediakan ASI itu tepat waktu. Namun, saya percaya perawat jaga sudah melakukan yang terbaik dan sudah sesuai prosedur (sudah ada izin dari kami). Kemudian kami diberi edukasi oleh perawat tersebut yang menyatakan bahwa ASI donor dari bayi usia 6 bulan sebenarnya tidak sepenuhnya cocok bagi bayi saya yang baru beberapa hari. Sehingga ASI donor tersebut akan berperan sebagai cadangan. Saya tetap diminta untuk memerah ASI saya dan mengantarkannya secara berkala ke RS. Saran perawat jaga tersebut kami sanggupi. Dengan semangat menggelora, kami pulang (RS nya ketat bingit, ortu cuma boleh jenguk bayi pas jam besuk).

ayah asi

Bayi Gayatri harus dirawat selama tiga hari. Selama itu saya dan suami bolak balik, untuk antar ASI dan juga untuk besuk. Produksi ASI yang awalnya hanya 10 ml, pada hari terakhir dedek dirawat bisa 60 ml sekali pumping. Walaupun memang belum banyak sekali, namun jumlah tersebut adalah prestasi tersendiri buat saya waktu itu. Nah belajar dari peristiwa macet ASI dan per-pumping-an ASI tadi saya punya beberapa pelajaran yang setelah saya terapkan sekarang, ASI makin lama makin lancar jaya di air dan udara. Biar gampang ngingatnya aku namai tips kali ini 8-SI ya; MotivaSI, NutriSI, FrekuenSI, PosiSI, KondiSI, Jangan SenSI, RelaksaSI, KonsultaSI.

Buat nyonya-nyonya yang mau nambahin tips ke 9, 10 dst feel free ninggal komen aja yak di bawah yaaaa…. :) Semoga bermanfaat!

1 . Motivasi

Saya bersyukur punya suami yang menyemangati saya untuk terus pumping ASI bahkan sampai di detik-detik terakhir. Melihat produksi ASI saya yang hanya 10 ml itu pun, dia tak berkomentar negatif sedikitpun. Di pagi hari saat dia menemukan saya yang teler dengan alat pompa masih di tangan, dan genangan ASI yang tak seberapa, dia menyempatkan untuk bilang kalau he is so proud of me. Tak peduli berapa mililiter ASI yang saya produksi. Hal-hal seperti itu tentu membuat semua ibu semangat menyusui ya.

Artikel tentang peran suami dalam memberikan ASI lainnya bisa dicek di blog mbak helena helenamantra.com yaaa….

Namun, apabila suami atau keluarga kita tak sesuportif itu, kita sebagai ibu lah yag wajib memotivasi diri sendiri. Apalagi di kasus seperti saya, gagal ASI ekslusif sangat awal, sempat membuat saya jadi merasa gagal dan putus asa. Jika tak ada seseorang yang ada di sampingmu untuk bilang “I’m so proud of you”, ingat anak anda yang menunggu. Pada saatnya dia paham nanti, dia akan sangat bangga pada perjuangan ibunya.

2 . Nutrisi

Menyusui adalah suatu hal yang alami namun juga perlu effort. Salah satu effort yang saya lakukan adalah makan makanan sehat yang benutrisi. Kacang hijau, daun katuk, daun bayam, segala macam sayur, kacang tanah, jagung manis, susu kedelai, jus jambu merah, dll dsb dst semua semua makanan dan minuman yang konon bisa memicu produksi ASI yang ditaruh di depan saya pokoknya bakal saya embat. Ga peduli tar gimana timbangan. Bahkan masukan dari rekan di kantor untuk minum jus pare juga saya jabanin. Dan memang tokcer sodara-sodara. Tapi jangan tanya gimana rasanya. Hmmmm…. Pokoknya. Enak? Kagak.

Yang mau tau lebih lanjut tentang jus pare ini bisa meluncur ke artikel Jus Pare sebagai ASI Booster Alami.

jus pare asi booster

3 . Frekuensi

Kata bidan yang membantu pesalinan saya, banyaknya produksi ASI itu tergantung seberapa sering ASI diminum. Istilah ekonominya supply tergantung demand gitu kali ya. Jadi bukan berdasar kuota, yang kalau habis ga bisa top up. Semakin sering ASI diminum, maka tubuh akan memproduksi lagi ASI. Canggih ya…. Jadi jangan kawatir ASI bakalan out of stock, selama nutrisi dan kondisi tubuh ibu dalam keadaan baik. Untuk yang ASIna sempat macet seperti saya, ayuk terus dipaksa untuk dinenenin atau di pompa, lambat laun ASI akan lancar.

4 . Posisi

Di klinik tempat saya melahirkan, sebelum pulang ke rumah, ibu diberi edukasi posisi menyusui. Saya diberi tahu ada posisi menyusui dimana bayi di depan saat ibu duduk, ibu dan bayi bersaping-sampingan dengan posisi tiduran dan yang ketiga (yang paling absurb menurut saya) adalah posisi bayi dari belakang ke samping tubuh ibu. Posisi-posisi tersebut berguna untuk menghindari kecelakaan saat menyusui (seperti tersedak, tergencet, jatuh, dll dan juga menghindarkan ibu dan bayi dari rasa tidak nyaman, seperti puting lecet.

Sepertinya memang sepele yak, tapi jangan salah. Kalau lagu dangdut bilang lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati, saya mah mending sakit hati dari pada lecet puting ini. Ngilunya yes…. cenuuuuuuttt gitu. Apalagi posisi lecet harus dihisap bayi lagi atau di pompa. Cenuuuuuuuuuttt again and again. Jadi tips ke empat sukses menyusui dengan ASI adalah memperhatikan dan berlatih posisi menyusui yang pas.

5 . Kondisi

Kondisi yang saya maksud dalam hal ini adalah kondisi kesehatan ibu. Tak dpat dipungkiri jadwal bobo dan jadwal nenen bayi kan belum dapat diatur sesuai dengan jam biologis orang dewasa. Ibu pasti akan sering terbangun di malam hari karena bayi menangis kelaparan. Untuk itu selain, nutrisi yang baik, Ibu jug harus bisa curi-curi waktu istirahat atau olahraga agar kondisi tubuhnya tetap fit. Karena kalau kita sampai sakit. Bisa bubar jalan dah program menyusuinya….

6 . Jangan Sensi

Saat jadi ibu baru dijamin, banyak “senior-senior” yang akan turut sumbang pendapat. Kalau bukan pendapat, komentar. Nah, kadang ada loh komentar yang sebenarnya bermaksud perhatian tapi di kitanya seperti menyudutkan. You know what I mean, kan ya? :P Bahkan kadang dari emak sendiri. Seperti, “Ini dedek kok perutnya kecil? Uda disusuin belum?”. Padahal baru aja disusuin. Trus kitanya baper, nangis di pojokan. Merasa ASI kurang dan berniat beli sufor biar perut dedek ga kelihatan kecil lagi.

STOP! Berpikir positif aja atas semua komentar dan pendapat para senior. Karena kalo kita berpikiran negatif, produksi ASI bisa ikut terpengaruh, ciiinnnn! Jaga mood baik-baik dan jangan sensi ;)

7 . Relaksasi

Poin ini adalah poin favorit saya, hehehe. Relaksasi kan bisa bersifat jasmani dan rohani ya. Untuk yang jasmani biasanya saya mandi menggunakan air hangat dan tidak lupa juga mengompres payudara sambil di massage. Kalau memungkinkan minta bantuan juga untuk memijat bagian punggung atau mengompres punggung dengan air hangat. Niscaya itu akan membantu keluarnya ASI loh. Sementara untuk yang rohani, tips dari saya (selain berdoa dan beribadah) adalah lakukan hal yang membuat nyonya-nyonya merasa happy.

Pengalaman saya kemarin, pas senggang sambil pumping atau nenenin dedek saya seneng window shopping. Berhubung sedang ga bisa keluar rumah untuk ke mall, online shop jadi andalan. Situs yang sering saya kunjungi adalah situs jual beli hp samsung (karena saya lagi pingin beli gadget baru) dan jual beli skin care. Selain itu saya suka juga maskeran sendiri pakai masker berbentuk tisu yang praktis. Pokoknya semua bisa diakalin lah untuk tetap dilakukan walaupun mobilitas terbatas. Hati jadi happy dan rileks, ASI lancaaarr!!!

Related Post: Tahapan Facial di Rumah

8 . Konsultasi

Jangan ragu untuk datang ke klinik, bidan atau konselor ASI apabila masih mengalami kesulitan dalam menyusui. Siapa tau memang ada kendala yang selama ini tidak kita sadari. Seperti yang saya alami; Bayi Gayatri mengalami tongue tie. Dengan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, kita bisa mendapatkan alternatif solusi yang lebih meyakinkan dibandingkan kita hanya menduga-duga sendiri. Oiya, tentang tongue tie Bayi Gayatri, akhirnya lidahnya di”gunting” oleh dokter dan sekarang Bayi Gayatri sudah pinter nenen. :)

BWCC

Foto di atas adalah klinik tempat saya melahirkan. Di klinik ini ada kelas laktasi loh. Jadwal dan biaya bisa telp ke no telp yang ada di foto yaaa…. Review dan rincian biaya melahirkan di klinik ini akan saya bahas di postingan berikutnya. :)

Tambahan tips dari Pembaca:

9 . Minum Air Putih yang Banyaaaaakkkk

Tips ini dari Nyonyah Dinar, yang ga kalah penting selain langkah-langkah lain kata dia mah, MINUM YANG BANYAK. Drink like a fish! Kalo perlu sehari 3 liter, di pengalamannya, minum air putih dan makan daging bisa ngeboost LDR secara alami. Ini sama banget sama yang dibilang dokter spesialis anak di RS dimana Bayi Gayatri dirawat. Beliau juga menyarankan untuk minum air putih sebanyak 3 liter. Thankyuuu Dinar, uda ngingetin tips yang aku kelewatan. Tips lain dari Dinar dan dari nyonya-nyonya lain bisa dibaca di komen di bawah ya….

Itulah 8-si + 1 Sukses Menyusui dengan ASI ala nyonyamalas. Please share juga tips dari nyonya-nyonya di kolom komen yaaa…. Pasti akan bermanfaat sekali :) Thankyou….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Hamu dan Biji Bunga Matahari, Literasi Keuangan Anak

Review ASI Booster di Alfamart / Indomaret yang Enak Banget

Storytel, Aplikasi Audiobook Bikin Baca Buku Lebih Mudah Lebih Murah